Perilaku Konsumen Berubah, 96 Persen Produsen Makanan-Minuman Lakukan Reformulasi Produk
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta - Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) menyebut, perubahan pola perilaku konsumen telah mendorong 96 persen pelaku bisnis makanan dan minuman, untuk merancang strategi baru dan melakukan reformulasi produk.
Ketua Umum Gapmmi, Adhi S. Lukman mengatakan, tren ini juga telah mencakup penggunaan bahan praktis, produk baru, serta produk yang sesuai dengan nilai pribadi konsumen.
"Karena perilaku konsumen dalam mengkonsumsi makanan dan minuman telah berubah, terlebih setelah melewati momen pandemi COVID-19," kata Adhi saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 22 Juli.
Dia mengatakan, saat ini umumnya para konsumen akan lebih loyal pada produk-produk yang memberikan nilai keamanan, kesehatan, serta nilai fungsi produk. Karenanya, kehadiran teknologi dalam pengolahan pangan dapat menyebabkan hilangnya sebagian gizi dalam bahan makanan tersebut. Sehingga, dibutuhkan upaya fortifikasi untuk menambah zat gizi yang hilang.
Fortifikasi merupakan salah satu metode penambahan vitamin serta mineral tertentu ke dalam bahan pangan, sebagai upaya menyediakan pangan bergizi bagi seluruh lapisan masyarakat khususnya bagi populasi masyarakat rawan gizi.
"Tujuannya adalah untuk melakukan pecegahan kekurangan mikronutrien. Sayangnya, belum banyak konsumen yang mengetahui manfaat dari mengkonsumsi produk yang difortifikasi," ujar Adhi.
Guna memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait hal tersebut, Informa Markets kembali menyelenggarakan pameran bahan baku makanan dan minuman terbesar di Indonesia, yakni Food Ingredients (Fi) Asia Indonesia 2024.
Acara ini akan diadakan pada 4-6 September 2024 di Jakarta International Expo (JI Expo) Kemayoran, Jakarta Pusat, dengan mengambil tema 'Elevating the Future of Food Value Chain through Innovation and Sustainability'.
Adhi menegaskan, kehadiran event seperti Food Ingredients (Fi) Asia Indonesia 2024 ini, diharapkan akan mampu memberikan ruang untuk mengomunikasikan perkembangan industri bahan makanan dan minuman dari para produsen kepada masyarakat selaku pihak konsumen.
"Sehingga bisa menjadi platform bisnis yang dapat meningkatkan dan memperkuat keberadaan para pelaku bisnis, khususnya di kawasan Asia," ujarnya.