Gandeng Australia, Begini Strategi Kemenhub Atasi Tumpahan Minyak di Laut
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta – Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, menggelar pelatihan Basic Equipment Operation Training guna mengantisipasi tingginya risiko pencemaran lingkungan dalam kegiatan pelabuhan, pelayaran, serta eksploitasi minyak dan gas (migas).
Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Jon Kenedie mengatakan, pelatihan ini merupakan hasil kerja sama antara Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dengan Australian Maritime Safety Authority (AMSA), yang menunjuk Australia Oil Spill Company sebagai instruktur.
"Kita perlu mempersiapkan personel yang cepat tanggap dalam menghadapi insiden di laut, khususnya yang menyebabkan tumpahan minyak," kata Kenedie dalam keterangannya, Jumat, 19 Juli 2024.
Dia berharap, pelatihan Basic Equipment Operation ini dapat memberikan hasil yang positif, serta dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petugas penanggulangan pencemaran tumpahan minyak di laut.
Pelatihan ini sejalan dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 58 Tahun 2013 tentang Penanggulangan Pencemaran di Perairan dan Pelabuhan yang dirubah terakhir melalui PM 39 tahun 2021.
Peraturan tersebut mengatur tentang kompetensi personil penanggulangan pencemaran yang diperoleh melalui pelatihan tingkat 1 untuk operator, tingkat 2 untuk penyelia atau komando lapangan, dan tingkat 3 untuk manajer atau administrator.
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada AMSA, atas dukungan dan kerja sama yang telah terjalin dengan Direktorat KPLP.
"Secara khusus, kami berterima kasih kepada Mr. Dale McClelland dan Mr. Brian Cropley yang telah bersedia membagikan pengalaman dan keahliannya untuk melatih personil penanggulangan pencemaran di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Cirebon, Een Nuraini Saidah menuturkan, dengan diselenggarakannya pelatihan Basic Equipment Operation, hal ini diproyeksi dapat memperdalam pemahaman tentang pengoperasian peralatan dasar, teknik-teknik penanggulangan, serta koordinasi tim yang efektif dalam menghadapi situasi yang mengharuskan respons cepat dan tepat.
“Semua ini tidak hanya meningkatkan profesionalisme kita sebagai personil, tetapi juga memberikan kontribusi yang nyata dalam upaya pelestarian lingkungan laut yang merupakan warisan berharga bagi generasi mendatang," ujarnya.