Produsen Semen Merah Putih Jamin Terapkan Bisnis Berkelanjutan dari Produksi hingga Distribusi

[dok. PT Cemindo Gemilang Tbk]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta – Produsen Semen Merah Putih, PT Cemindo Gemilang Tbk, menegaskan komitmennya pada aspek keberlanjutan lingkungan sebagai prioritas utama dalam genjot kinerja operasional.

General Manager (GM) Sales & Marketing PT Cemindo Gemilang Tbk, Oza Guswara mengatakan, pembuktian komitmen itu dilakukan perseroan mulai dari pemilihan bahan baku, hingga proses produksi dan distribusi.

"Menyadari sepenuhnya bahwa industri semen memiliki dampak lingkungan yang signifikan, Semen Merah Putih berkomitmen untuk menjadi pemimpin dalam transformasi industri menuju praktek produksi yang lebih berkelanjutan," kata Oza dalam keterangannya, Kamis, 18 Juli 2024.

Ilustrasi ekspansi bisnis.

Photo :
  • Unsplash

Hal itu diakuinya sebagai salah satu bentuk komitmen Semen Merah Putih, untuk menjadi perusahaan global yang mengedepankan inovasi dan keunggulan bahan material bangunan.

Perseroan mengutamakan praktik produksi yang bertanggung jawab sosial dan lingkungan, serta meningkatkan kualitas HSSE untuk manfaat berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan. "Secara strategis, kami terus mengoptimalkan inovasi dan teknologi dengan penggunaan bahan bakar alternatif dalam proses produksi," ujarnya.

Dia mencontohkan, melalui investasi dalam teknologi ramah lingkungan dan praktik berkelanjutan, pabrik Semen Merah Putih di Bayah berhasil mengurangi emisi CO2 spesifik bersih sebesar 5 persen pada tahun 2023 dibandingkan 2022. Yakni dari 633 kg menjadi 603 kg CO2 per ton setara semen.

"Artinya, setiap ton semen yang diproduksi pada 2023 mengeluarkan 30 kg CO2 lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya," kata Oza.

Dia menambahkan, guna menunjukkan komitmen Semen Merah Putih untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan beralih ke sumber energi yang lebih berkelanjutan, pabrik Bayah juga menambah instalasi Alternative Fuels Feeding (AF) pada kalsiner di Kiln.

Hal itu guna meningkatkan Thermal Substitution Rate (TSR) hingga 5 persen, pada tahun 2024. Peningkatan ini diharapkan dapat menghasilkan pengurangan emisi CO2 sebesar 70.000 ton, karena lebih banyak energi yang digunakan berasal dari bahan bakar alternatif seperti biomassa atau RDF. Hal itu menggantikan bahan bakar fosil konvensional seperti batu bara atau gas alam, dalam proses produksi semen.

Ilustrasi ekonomi sirkular.

Photo :
  • LITE are specialists in LED lighting

Dari sisi energi, penggunaan Waste Heat Recovery System (WHRS) juga dioptimalkan mengubah panas buangan menjadi listrik, menghasilkan 85.702 MWh pada 2023. 

"Semen Merah Putih telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan beralih ke sumber energi yang lebih berkelanjutan. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi emisi CO2, sambil mengoptimalkan penggunaan Waste Heat Recovery System (WHRS) untuk menghasilkan energi listrik yang ramah lingkungan," ujarnya.