Sempat Lama di Level Gocap, Saham GOTO Bergeliat Naik di Sesi I Perdagangan BEI

GoTo.
Sumber :
  • Dok: GoTo

Jakarta – Saham emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akhirnya naik tipis pada perdagangan sesi I hari ini, Rabu, 17 Juli 2024 ke posisi Rp 51 per saham. Itu terjadi setelah sekitar 15 hari berada di level 50 alias level gocap per saham sejak 25 Juni 2024 lalu.

Pantauan VIVA Bisnis di RTI, saham GOTO hari ini sempat naik sebesar 2 poin atau sekitar 4 persen ke level Rp 52, dan akhirnya berada di posisi Rp 51 saat closing sesi 1 perdagangan atau naik sekitar 2 persen.

Tercatat, hingga pukul 12.30 frekuensi perdagangan saham GOTO telah mencapai 42.186 kali, dengan volume tercatat sebanyak 6,23 miliar saham dan nilai transaksi mencapai Rp 315,6 miliar.

Ilustrasi investor pasar modal.

Photo :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

Sebagai informasi, dalam laporan keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI) di akhir pekan lalu, GOTO melaporkan perihal sisa dana perolehan hasil IPO sebesar Rp 2,8 triliun, dari perolehan total sebesar Rp 13,7 triliun pada saat IPO di Maret 2022 silam.

Setelah dikurangi biaya IPO Rp 153 miliar, hasil bersih dana IPO yang sudah digunakan menjadi sekitar Rp 10,7 triliun. Rincian penggunaannya antara lain yakni untuk modal kerja Rp 3,6 triliun, untuk penyertaan di Tokopedia Rp 4 triliun, dan untuk penyertaan di PT Dompet Anak Bangsa Rp 2,4 triliun.

Selain itu, ada pula penyertaan pada Velox Digital Singapore Pte. Ltd sebesar Rp 274 miliar, dan penyertaan pada Go Viet Technology Trading Joint Stock sebesar Rp 273 miliar.

Sedangkan dari sisa dana IPO sebesar Rp 2,8 triliun saat ini disimpan di instrumen deposito sebesar Rp 500 miliar, dan sisanya sebesar Rp 2,3 triliun disimpan di giro.

Diketahui, hingga kuartal I-2024 GOTO mencatatkan GTV senilai Rp 116,5 triliun. Dengan asumsi pertumbuhan transaksi secara kuartalan sebesar 5 persen, maka GTV GOTO secara konsolidasi diperkirakan bisa mencapai Rp 122 triliun pada kuartal II-2024.

Sehingga, GOTO berpeluang besar untuk mencapai target adjusted EBITDA di titik impas alias break even point (BEP) pada tahun ini, seiring efisiensi operasional di lini bisnison demand services (ODS) dan fintech serta momentum hari raya dan musim liburan.