Sebut Sektor Industri Sedang Limbung, Faisal Basri: Menterinya Sibuk Kampanye
- VIVA/Lucky Aditya
Jakarta – Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri menyebut industri manufaktur RI sedang limbung. Dia pun turut menyinggung kinerja para menteri terkait, khususnya perindustrian.
Hal ini disampaikan Faisal dalam Diskusi Publik Indef Menguji Rencana Kebijakan BMAD Terhadap Keramik di Jakarta, Selasa, 16 Juli 2024.
"Industri manufaktur itu, kira-kira dalam periode observasi ini itu sepertiganya masih minus, bukan keramik doang kalau pun minus, industri lainnya juga minus terus. Sampai tahun 2022 lah ya (periode penyelidikan), masih banyak yang merah. Jadi ini tren industri," kata Faisal.
Faisal mengatakan, saat ini industri tekstil tengah mengalami guncangan. Sebab industri ini banyak yang berjatuhan alias bangkrut akibat belum bisa pulih dari kondisi COVID-19.
"Orang menterinya sibuk kampanye, petinggi Golkar mana ngurusin. Anda pernah dengar menteri perindustrian bikin pernyataan? Jarang deh, mungkin nggak semua anda tahu nama menteri perindustrian siapa," ujarnya.
"Jadi industri kita sedang limbung, keseluruhan sedang limbung. Dan tidak diversifikasi," sambungnya.
Dia melanjutkan, kinerja industri makanan dan minuman (mamin) olahan yang menyumbang 39,1 persen terhadap sektor nonmigas di dalam negeri. Sedangkan jika ditambah industri kimia dan farmasi maka kontribusi kedua sektor itu adalah sebesar 50 persen atau tepatnya 49,6 persen.
"Jadi dua industri itu dari 15 sudah nyumbang sepenuhnya industri nonmigas. Nah, industri yang kita bahas ini (keramik)-industri non-metallic mineral, itu share-nya 2,8. Itu bukan keramik saja. Termasuk semen, apa, segala macam," imbuhnya.