BBM Jenis Baru Bakal Gantikan Pertamax dan Pertalite? Pengamat Ungkap Risikonya

Nozzle BBM Pertalite dan Pertamax di pom bensin
Sumber :
  • ANTARA PHOTO/M Agung Rajasa/ss/aww.

Jakarta – Pemerintah dikabarkan bakal meluncurkan jenis bahan bakar minyak (BBM) baru pada 17 Agustus 2024 mendatang, yang diklaim bakal lebih ramah lingkungan karena memiliki kandungan sulfur yang lebih rendah.

Saat hal itu ditanyakan kepada Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, Dia mengaku menyetujui upaya pemerintah untuk meluncurkan jenis BBM yang lebih ramah lingkungan tersebut.

Namun, Dia berharap bahwa kehadiran BBM jenis baru itu bukan dilakukan pemerintah untuk menggantikan Pertamax atau Pertalite, apalagi jika harga jualnya lebih tinggi dari harga-harga BBM yang sudah ada sebelumnya.

"Jangan sampai BBM (jenis baru) dengan sulfur yang diklaim lebih rendah tadi, itu untuk menggantikan Pertamax atau Pertalite ya. Tapi kalau hanya sebagai complementary, nanti silahkan konsumen yang memilih," kata Fahmy saat dihubungi VIVA Bisnis, Senin, 15 Juli 2024.

Pengisian BBM Pertamax (dok Pertamina)

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Dia menjelaskan, apabila nantinya pemerintah meluncurkan BBM jenis baru itu untuk menggantikan Pertamax atau Pertalite, maka hal itu menurutnya memiliki risiko yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Sebab, apabila jenis BBM baru yang akan diluncurkan oleh pemerintah itu memiliki harga yang lebih tinggi dari Pertalite atau Pertamax dan masyarakat harus beralih, maka hal itu sama saja dengan terjadinya kenaikan harga BBM secara massal. Sehingga, dikhawatirkan hal itu justru akan memicu terjadinya inflasi, yang dipastikan akan sangat berbahaya bagi situasi perekonomian nasional saat ini.

"Nah (kalau harga BBM jenis baru lebih tinggi), ini akan memicu inflasi, mengurangi daya beli masyarakat, dan ini membahayakan bagi perekonomian Indonesia," ujar Fahmy.

QR Code kendaraan pengguna BBM jenis pertalite

Photo :
  • Istimewa

"Jadi kalau variabel ekonomi seperti rupiah sudah lemah di angka 16 ribu sekian (per US$), ditambah inflasi yang tidak terkendali, maka ini akan memenuhi syarat untuk terjadinya krisis seperti yang terjadi di tahun 1998," ujarnya.

Diketahui, sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah bakal meluncurkan jenis bahan bakar minyak (BBM) baru yang diklaim bakal lebih ramah lingkungan, pada 17 Agustus 2024 mendatang.

"Sekarang ini kan udara kita banyak emisi, gimana caranya supaya ngurangin supaya kita hidup sehat? Ini alternatifnya pakai BBM rendah sulfur," kata Arifin saat ditemui di kantornya, Jumat, 12 Juli 2024.

Dia mengaku, saat ini pemerintah masih berupaya mencari formula bahan pencampur yang tepat, guna mengurangi kandungan sulfur di BBM jenis baru tersebut.

"Jadi kita cari bahan pencampur yang bisa mengurangi sulfur konten. Sekarang kan kita masih 500 ppm-an. Kalau standarnya EURO 5 kan harus di bawah 50," ujarnya.