Penjualan Anjlok 46 Persen, Indofarma Catat Rugi Rp 725,86 Miliar pada 2023
- Indofarma.id
Jakarta – PT Indofarma Tbk (INAF) melaporkan rugi sebesar Rp 725,86 miliar di tahun buku 2023, atau meningkat sebesar 60,91 persen dari rugi tahun 2022 yang sebesar Rp 451,09 miliar.
Melalui Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen INAF menyampaikan bahwa Perseroan mengalami penurunan penjualan di sepanjang 2023.
"Penjualan bersih INAF pada 2023 hanya Rp 523,59 miliar, atau turun sebesar 46,59 persen dari performa penjualan di tahun 2022 yang sebesar Rp 980,37 miliar," kata pihak manajemen dikutip dari Keterbukaan Informasi BEI, Kamis, 4 Juli 2024.
Sementara itu, manajemen juga melaporkan bahwa beban pokok penjualan juga mengalami penurunan di tahun 2023, dengan mencatat minus Rp 680,98 miliar. Posisi itu diketahui turun 31,13 persen dibandingkan tahun sebelumnya yaitu Rp 988,89 miliar.
Tak hanya dibebani oleh anjloknya penjualan produk di sepanjang tahun 2023, beban keuangan INAF juga tercatat mengalami pembengkakan yang mencapai Rp 60,48 miliar atau naik sebesar 58,76 persen dibandingkan tahun 2022 yang hanya Rp 38,09 miliar.
Diketahui, sebagai anak usaha dari induk Holding BUMN Farmasi yakni PT Bio Farma (Persero), Indofarma Tbk merupakan BUMN yang bergerak di industri obat, diagnostik, alat kesehatan, serta industri produk makanan.
Kinerjanya terdiri dari beragam lini produk yang dapat dihasilkan, antara lain yakni mulai dari Obat Generik Bermerek (OGB), Over The Counter (OTC) & Makanan, Obat Keras Bermerek (Ethical Branded), Alat Kesehatan, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Non-Alat Kesehatan.
Selain itu, Indofarma juga menyediakan jasa Toll In Manufacturing, yaitu proses produksi obat dengan menggunakan fasilitas produksi Perseroan berdasarkan permintaan produksi dari perusahaan lain.