Luhut Ajak China Investasi, Dirikan Pabrik Listrik Tenaga Surya di Indonesia

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan melaksanakan pertemuan bilateral bersama H.E. Wang Yi, Menteri Luar Negeri Tiongkok.
Sumber :
  • Instagram @luhut.pandjaitan

Jakarta – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menggelar pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok, H.E. Wang Yi, di Geopark Changai Shan, Tiongkok. Pertemuan itu dilakukan guna membahas sejumlah hal, termasuk ajakan berinvestasi di bidang kelistrikan tenaga surya.

Kepada Wang Yi, Luhut mengajak perusahaan-perusahaan asal Tiongkok yang telah bekerja sama dengan Indonesia dalam investasi di bidang energi hijau, untuk turut mengundang para supplier-nya guna berinvestasi di Tanah Air.

Dia mengatakan, saat ini Singapura membutuhkan pasokan listrik dari Indonesia, sehingga Luhut pun mengajak para produsen tenaga surya asal Negeri Tirai Bambu itu untuk turut serta dengan membangun pabrik panel tenaga surya di Tanah Air.

"Terkait besarnya potensi tenaga surya yang kami miliki yakni sebesar 3000 GW, serta permintaan signifikan dari negara tetangga seperti Singapura sebesar 11 GW hingga tahun 2035, maka saya juga mendorong produsen tenaga surya dan supply chain Tiongkok untuk mendirikan pabrik di Indonesia," kata Luhut sebagaimana dikutip dari Instagram @luhut.pandjaitan, Selasa, 18 Juni 2024.

Kerja Sama Pangan hingga Kesehatan

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan

Photo :
  • Instagram @luhut.pandjaitan

Kedua belah pihak juga membahas usulan tiga arah kerjasama yang disepakati dalam pertemuan High Level Dialogue and Cooperation Mechanisme (HDCM) Indonesia-China keempat, yang digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada April 2024 lalu.

Luhut juga menekankan dua langkah penting, dalam upaya meningkatkan kerja sama Indonesia-China. Pertama yakni pembentukan task force untuk mendorong kerja sama ketahanan pangan dan kesehatan. Kedua adalah soal tiga bidang kerja sama pembangunan hijau, pembangunan digital, dan kesejahteraan rakyat, yang diarahkan untuk implementasi berbagai MoU G2G yang telah ditandatangani pada 2023 lalu dalam bidang kerja sama ekonomi digital, transisi energi, dan hilirisasi.

"Saya juga sampaikan agar perusahaan-perusahaan Tiongkok yang telah bekerja sama dengan Indonesia dalam investasi energi hijau, turut mengundang supplier-nya untuk berinvestasi di tanah air. Khususnya industri baterai berbasis nikel untuk menggunakan produksi nikel di Indonesia," ujarnya.

Selain itu, Luhut juga meminta bantuan China untuk membantu upaya Indonesia dalam meningkatkan kualitas udara, berupa technical assitance untuk penurunan polusi dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Luhut juga sekaligus mengundang Pemerintah China untuk berpartisipasi dalam Indonesia International Sustainability Forum, yang akan digelar pada 5-6 September 2024 mendatang.

Dia menambahkan, pada tahun 2025 mendatang, Indonesia dan China akan merayakan 75 tahun hubungan diplomatik. Diharapkan, kedua negara bisa tetap saling mendukung, dan mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya bersama-sama.

"Seperti dua batang bambu yang tumbuh berdampingan kemudian menjulang mencapai langit. Sehingga model kemitraan strategis komprehensif yang kami jalin bersama selama ini, menjadi model percontohan rasa senasib sepenanggungan untuk mewujudkan masa depan bersama-sama bagi negara berkembang lainnya," ujarnya.