Tekan Impor, SKK Migas Bakal 'Sulap' Gas Bumi Jadi LPG

Ilustrasi LPG 3 Kg
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus berupaya untuk meningkatkan serapan gas bumi lebih banyak bagi keperluan domestik. Kabar baiknya, saat ini SKK Migas telah mendapat potensi gas bumi yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi Liquified Petroleum Gas (LPG) guna menekan impor komoditas tersebut.

"Impor LPG 2023 mungkin jumlahnya 6,8 juta metrik ton (MT). Jadi dari 9 juta MT (kebutuhan), 6,8 juta MT-nya itu impor," kata Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi dalam konferensi pers 'Pre-Event Forum Gas Bumi Tahun 2024' di kantor SKK Migas, Jakarta, Jumat, 14 Juni 2024.

Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi, dalam konferensi pers di kantornya, Jumat, 14 Juni 2024

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Dia mengaku menyayangkan kondisi tersebut, karena sebenarnya Indonesia memiliki potensi gas si dalam negeri yang bisa dimanfaatkan untuk produksi LPG tersebut.

"Padahal kita punya potensi gas di domestik, yang bisa dimanfaatkan untuk produksi LPG," ujar Kurnia.

1,5 Juta Metrik Ton Gas Bumi Bakal Diproduksi Jadi LPG

Dia pun memastikan bahwa SKK Migas bersama dengan Kementerian ESDM, sudah melakukan identifikasi soal adanya potensi gas bumi sebesar 1,5 juta MT untuk diproduksi menjadi LPG. Meskipun, Kurnia juga mengakui bahwa masih ada proses lebih lanjut yang harus dilakukan secara teknis, guna mencapai tujuan produksi LPG secara mandiri tersebut.

"Tapi setidaknya kita sudah petakan potensi sebesar 1,5 juta MT per tahun, yang diperkirakan akan mampu mengurangi impor LPG sekaligus mengutilisasi sumber gas dalam negeri," ujarnya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo, telah mengingatkan pelaku industri hulu migas agar tidak hanya menjual gas bumi dalam bentuk mentah. Dia mengingatkan, kontraktor hulu migas wajib menjual produk gas turunan yang lebih bernilai, seperti misalnya LPG.

Meskipun ada proses lebih panjang yang harus dilakukan melalui investasi yang lebih besar, namun Dia meyakini bahwa dengan mengolah gas bumi menjadi LPG, ada potensi nilai atau hasil yang juga akan jauh lebih tinggi.

"Ketika bisa dilakukan zero routine flaring, dan juga optimisasi penggunaan fuel gas, apakah kemudian dari gas tersebut bisa diambil kandungan C3 dan C4 sebagai LPG, karena bisa dijual lebih mahal," ujarnya.