Saham Asia Dibuka Merosot di Tengah Bergairahnya Wall Street

Ilustrasi grafik turun
Sumber :
  • sbnation.com

Jakarta – Saham Asia dibuka anjlok menjelang rilis laporan inflasi Tiongkok dan India. Pelaku pasar masih menantikan keputusan The Fed yang akan dilakukan beberapa jam usai laporan inflasi Amerika Serikat pada bulan Mei.

Mengutip CNBC, tingkat inflasi Tiongkok pada bulan Mei meningkat 0,1 persen menjadi 0,4 persen. Di mana pada bulan April angkanya lebih rendah, yakni 0,3 persen. 

Begitu juga tingkat inflasi India yang diperhitungkan naik 0,06 menjadi 4,89 persen. Di bulan April, nilai inflasi India sebesar 4,83 persen.

Asumsi tersebut membawa saham-saham besar di pasar Asia merosot. Nikkei 225 Jepang membuka perdagangan dengan penurunan pada perdagangan hari ini. Chicago Futures berada di level 38.910 sementara mitranya di Osaka di angka 38.910. 

Pergerakan Saham Usai Putusan Pilpres 2019 di MK

Photo :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Jepang diperkirakan akan mengalami kenaikan indeks inflasi barang korporasi sebesar 2 persen. Itu menjadi lompatan kenaikan tertinggi sejak September 2023.

Indeks Hang Seng Hong Kong mencatatkan penurunan paling banyak sejak 30 April 2024. Indeks Hang Seng membuka pasar di level 18.081 yang mana lebih rendah dari penutupan hari sebelumnya di area 18.176,34. 

Sementara itu, Wall Street tampak bergairah saat saham Asia didominasi penurunan. S&P 500 dan Nasdaq Composite mencetak kenaikan rekor baru lonjakan tertinggi. Usai Apple meroket ke level tertingginya. 

S&P 500 naik 0,27 persen dan menutup pasar pada 5.375,32. Disusul lonjakan Nasdaq Composite sebesar 0,88 persen dan berakhir di level 17.343,55. Sayangnya, Dow Jones Industrial Average malah kehilangan 0,31 persen nilai saham.  

Investor banyak mengambil keuntungan dari saham Nvidia yang mulai beralih ke permainan kecerdasan buatan (AI) yang tengah berkembang. Namun, saham Nvidia melemah 0,7 persen. 

Analis mengungkapkan Apple baru meluncurkan fitur-fitur baru yang berpotensi memicu peningkatan penjualan produk iPhone. Apple melesat 7,3 persen ke zona hijau selama perdagangan Selasa (11/6/2024). Kenaikan tersebut dicatat sebagai lonjakan rekor tertinggi sejak Desember 2023.