Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg di Bali, Ini Penyebabnya!

Penjualan gas elpiji di Pasar Rakyat yang digelar di Denpasar, Bali.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Maha Liarosh (Bali)

Bali – Belakangan ini gas elpiji 3 kg sulit didapat masyarakat Bali. Penyebab kelangkaannya diduga oleh adanya 2 kali long weekend dan World Water Forum (WWF) di Bali yang berlangsung pada 18 hingga 25 Mei 2024.

Selain itu juga mulai diberlakukannya Peraturan Menteri (Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam hal ini Dirjen migas terkait ketentuan pembelian gas LPG 3 Kg dengan menggunakan KTP dan KK.

Kasubdit IV Ditreskrimsus AKBP Iqbal Sangaji menjelaskan, dalam koordinasi yang dilakukan bersama PT. Pertamina (Persero) Denpasar, Selasa, 4 Juni 2024, kelangkaan juga dipicu ketentuan pembelian gas elpiji 3 kg sesuai Peraturan Menteri ESDM.

Ilustrasi gas melon alias tabung gas Elpiji 3 Kg.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Peraturan menteri ESDM sudah diberlakukan, yang mana, konsumen pengguna elpiji 3 kg diwajibkan menginput KTP dan KK dalam sistem yang sudah disiapkan di pangkalan," kata Iqbal, Selasa, 4 Juni 2024.

Menurutnya, saat ini pendistribusian gas elpiji 3 kg tidak ada hambatan. Kelangkaan hanya ada di tingkat pengecer. Mengingat, diberlakukannya aturan KTP titik serah terakhir gas elpiji 3 kg ada di pangkalan.

"Di harapkan masyarakat pengguna gas elpiji 3 kg langsung membeli di pangkalan terdekat," ujar Iqbal.

Di sisi lain, berdasarkan putusan Direktorat Migas, kuota gas tabung hijau di provinsi Bali tahun 2024 dikurangi 9 persen.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra mengatakan, Pemprov Bali bersama Hiswana Migas telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) gas melon.

"Pengawasan dimulai dari siapa yang boleh menjual, HET kan sudah ditentukan, karena permintaan banyak ketersediaan berkurang, berlakulah hukum ekonomi. Tapi itu pun akan terus kita lakukan upaya, harganya bisa kita tekan, dengan menambah suplai," kata Dewa Indra ditemui di Tahura Mangrove, Jumat, 31 Mei 2024 lalu.

Dikatakan Dewa Indra, harga tinggi di pengecer tidak terjadi di seluruh wilayah Bali.

"Kalau di wilayah antara supplay dan demand seimbang, ya harganya masih sesuai," kata Dewa Indra.