Prabowo Targetkan Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Zulhas Akui Tidak Mudah

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta – Presiden terpilih Prabowo Subianto akan dilantik pada Oktober 2024 mendatang menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 8 persen. Terkait hal tersebut, Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan alias Zulhas mengakui, target yang dicanangkan oleh pemerintahan Prabowo Subianto itu sepertinya tidak akan mudah dicapai.

"Kalau sekarang (ekonomi RI tumbuh) 5-5,3 persen, Pak Prabowo sudah mencanangkan kita akan tumbuh antara 7-8 persen, tentu itu tidak mudah," kata Zulhas saat meluncurkan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 di kantornya, Jumat, 31 Mei 2024.

Meski demikian, Zulhas meyakini bahwa target itu akan tercapai, jika semua elemen masyarakat bisa kompak bekerja sama untuk merealisasikannya. "Sekali lagi, kata kuncinya kolaborasi dan kerja sama," ujarnya.

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi/Realisasi Investasi.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Guna mencapai target tersebut, Zulhas pun menekankan perlunya kolaborasi dan kerja sama baik di dalam negeri maupun antarnegara. Karenanya, dengan peluncuran agenda Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 yang bakal digelar di ICE BSD City, Tangerang, pada 9-12 Oktober 2024, diharapkan langkah untuk merealisasikan target pertumbuhan ekonomi tersebut bisa terealisasi.

Karena Zulhas meyakini bahwa agenda Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 itu nantinya akan turut memfasilitasi kolaborasi pengusaha di seluruh Indonesia, yang diharapkan akan ikut memperkuat pertumbuhan ekonomi secara nasional.

"Maka kita harus sukseskan Trade Expo ini, semoga tercapai apa yang kita cita-citakan bersama," kata Zulhas.

Dia menambahkan, sebenarnya Indonesia sudah memiliki bekal untuk menuju ke target pertumbuhan ekonomi sebesar 7-8 persen, sebagaimana yang dicanangkan oleh pemerintahan Prabowo Subianto.

Hal itu antara lain dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024, yang mencapai 5,11 persen secara year-on-year (yoy). Selain itu, surplus neraca perdagangan 2023 juga tercatat sebesar US$36,91 miliar, dan menggenapi tren surplus selama 48 bulan berturut-turut.

"Tren kita tahun ini jauh lebih bagus daripada tahun 2023, di mana selama 48 bulan terus-menerus kita surplus. Apalagi di bulan ini kita kembali mencatatkan surplus US$3,56 miliar," ujarnya.