Indonesia dan UEA Sepakat Tinggalkan Dolar AS Dalam Transaksi Bilateral
- Pixabay
Jakarta – Indonesia dan Uni Emirat Arab sepakat meninggalkan mata uang dolar atau mendorong penggunaan mata uang lokal, untuk transaksi bilateral. Hal ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dan Gubernur Bank Sentral UEA, Khaled Mohamed Balama.
Kerja sama ini dilakukan untuk mendukung peningkatan hubungan perdagangan antara kedua negara. Kemitraan antara UEA dan Indonesia salah satunya ditunjukkan dengan pertumbuhan perdagangan non migas yang terus meningkat antara tahun 2017 dan 2023.
"Pentingnya upaya memperdalam pasar keuangan dan memperkuat hubungan ekonomi Uni Emirat Arab dengan Indonesia melalui penggunaan mata uang lokal. Inisiatif ini merupakan salah satu upaya mendorong stabilitas dan ketahanan untuk mengatasi meningkatnya kerentanan ekonomi," kata Perry dalam keterangannya, Jumat, 10 Mei 2024.
MoU tersebut menjabarkan kerangka kerja yang terdiri dari berbagai elemen untuk memfasilitasi penyelesaian transaksi perdagangan lintas batas dalam dua mata uang nasional (Dirham UEA dan Rupiah Indonesia). MoU juga menjelaskan jenis transaksi yang memenuhi syarat dan memungkinkan untuk mendukung pengembangan pasar keuangan.
Kolaborasi ini, jelas Perry, menandai tonggak penting dalam memperkuat kerja sama keuangan bilateral. Dan diharapkan akan membantu dunia usaha mengurangi biaya pemrosesan transaksi.
Berdasarkan perjanjian ini, Bank Sentral UEA dan Bank Indonesia akan berkolaborasi dalam mendorong penggunaan mata uang nasional mereka dengan mendukung penerapan kerangka kerja secara bertahap, yang juga bertujuan mendukung stabilitas perekonomian dan stabilitas sistem keuangan.
Sementara itu Gubernur Bank Sentral UEA, Khaled mengatakan, perjanjian itu untuk memperkuat kemitraan dan membuka peluang bisnis yang lebih besar lagi.
"Perjanjian ini merupakan dasar untuk memperkuat kemitraan masa depan antara kedua belah pihak, membuka peluang bisnis yang lebih besar di sektor perbankan dan keuangan,serta sebagai upaya mendukung pertumbuhan perdagangan dan investasi," terangnya.