Bukalapak Cetak Pendapatan Rp 1,16 Triliun di Kuartal I-2024

Logo Bukalapak.
Sumber :
  • Dok.Bukalapak

Jakarta – PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencatat pendapatan Rp 1,16 triliun pada kuartal I-2024, atau tumbuh sekitar 16 persen. Presiden Bukalapak, Teddy Oetomo mengatakan, untuk pertama kalinya EBITDA yang disesuaikan pada kuartal I-2024 tercatat Rp 15 miliar, dan menunjukkan peningkatan Rp 224 miliar secara year-on-year (yoy).

"Pencapaian pada kuartal pertama ini adalah salah satu momen penting dalam sejarah BUKA. Untuk pertama kalinya, kami meraih keuntungan berbasis EBITDA yang disesuaikan per kuartal sepanjang 3 bulan pertama di tahun 2024," kata Teddy dalam keterangannya, Selasa, 30 April 2024.

Presiden Bukalapak, Teddy Oetomo.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia

Dia mengatakan, hasil yang luar biasa ini dicapai melalui pertumbuhan pendapatan yang kuat, take rate yang terus meningkat, terutama di segmen Online to Offline (O2O). "Serta upaya pengendalian biaya operasional yang efektif," ujarnya.

Teddy menegaskan, pihaknya akan terus fokus untuk mencapai tujuan pertumbuhan dan keuntungan yang berkelanjutan di kuartal-kuartal mendatang. Utamanya di sepanjang tahun 2025, sambil terus memanfaatkan peluang pertumbuhan dalam bisnis Mitra Bukalapak, gaming, dan e-retail. "Pencapaian ini adalah buah dari usaha dan fokus kami tersebut," ujar Teddy.

Dia mengatakan, pendapatan inti, dihitung sebagai laba bersih yang dilaporkan, tidak termasuk keuntungan/kerugian investasi, nilai tukar, goodwill, dan non-recurring items mencapai Rp 185 miliar. Posisi itu meningkat pesat dibandingkan kerugian Rp 117 miliar, yang dialami perusahaan pada kuartal I-2023.

"Basis modal, rasio modal, dan neraca keuangan BUKA juga tetap kuat, dengan kas, setara kas, dan investasi likuid senilai Rp 19,1 triliun," kata Teddy.

Dia menjelaskan, pendapatan tumbuh sebesar 16 persen (yoy) pada kuartal I-2024, dengan peningkatan pertumbuhan sebesar 24 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu di segmen O2O. Pertumbuhan segmen O2O yang sangat baik tersebut, didorong oleh optimalisasi dari portofolio produk yang ditawarkan dan peningkatan ragam layanan dengan cakupan lebih luas untuk Mitra. Sehingga, hal itu mendukung kesuksesan Mitra yang terus berlanjut.

Sekitar 64 persen dari Total Processing Value (TPV) diakui Teddy berasal dari luar wilayah Tier 1 di Indonesia. Dimana, BUKA terus melihat pertumbuhan kuat dalam semua penetrasi all-commerce, dan tren digitalisasi di antara toko ritel mikro offline. Segmen O2O sendiri mewakili 55 persen pendapatan BUKA di kuartal I-2024 ini.

Margin kontribusi BUKA secara keseluruhan, dihitung sebagai laba kotor setelah biaya penjualan dan pemasaran, meningkat dari Rp 104 miliar di Kuartal I-2023 ke Rp 124 miliar pada kuartal I-2024. Margin kontribusi oleh segmen O2O sebagai persentase dari TPV naik 23 basis poin, dari -0,10 persen dan kembali membawa angka positif untuk kedua kalinya sebesar 0,13 persen pada kuartal I-2024.

"Selanjutnya, pondasi ekonomi makro yang kuat dan kepercayaan konsumen yang tinggi membawa kami ke momentum positif di awal 2024 dengan tren bisnis menuju ke arah yang lebih baik," ujarnya.