Astra International Cetak Laba Bersih Rp 7,46 Triliun di Kuartal I-2024

[dok. Humas Astra Internasional Indonesia]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta – PT Astra International Tbk (ASII) mencetak laba bersih hingga sebesar Rp 7,46 triliun pada kuartal I-2024.

Presiden Direktur ASII, Djony Bunarto Tjondro mengatakan, capaian ini turun 14,39 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang sebesar Rp 8,71 triliun.

"Pendapatan perseroan susut 2,13 persen menjadi Rp 81.20 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp82,98 triliun," kata Djony dalam keterangannya, Senin, 29 April 2024.

Laba bersih perseroan itu tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina, yang tercatat sebesar Rp 8,1 triliun atau 5 persen lebih rendah dibandingkan dengan kuartal I-2023. 

PT Astra Otoparts Tbk

Photo :
  • Dok. PT Astra Otoparts Tbk

Dia mengatakan, penurunan kinerja perseroan sepanjang kuartal I-2024 ini, utamanya disebabkan penurunan kinerja bisnis alat berat, pertambangan, dan otomotif grup ASII.

"Kinerja grup pada kuartal I-2024 menurun, terutama merefleksikan kondisi ekonomi yang melemah dan penurunan harga batu bara dari tingkat harga yang tinggi sebelumnya," ujarnya.

Sementara, untuk laba bersih PT United Tractors Tbk (UNTR) yang 59,5 persen sahamnya dimiliki oleh ASII, tercatat juga mengalami penurunan laba bersih sebesar 15 persen menjadi Rp 4,5 triliun.

"Perusahaan kontraktor umum yang 87,7 persen sahamnya dimiliki UT, yaitu PT Acset Indonusa Tbk (ACST), juga melaporkan rugi bersih sebesar Rp 42 miliar," kata Djony.

Gedung Astra International

Photo :
  • Astra International

Sementara itu, laba bersih pada divisi otomotif turun 9 persen, yang merefleksikan penurunan volume penjualan. Penjualan mobil Astra sepanjang kuartal I-2024 turun 20 persen menjadi 120.000 unit, sementara penjualan sepeda motor Astra turun 8 persen menjadi 1,32 juta unit.

Terlepas dari tantangan-tantangan tersebut, Djony menegaskan bahwa perseroan tetap optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

"Karena didukung oleh neraca keuangan yang kuat, dan Astra grup dengan diversifikasi portofolio bisnisnya berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang-peluang pertumbuhan jangka panjang," ujarnya.