Peringati Hari Kartini, Peran Perempuan dalam Industri 4.0 Jadi Sorotan di Hannover Messe 2024
- Istimewa.
Jakarta – Business Forum bertema ‘Forging Smart and Sustainable Industry’, bagian dari Hannover Messe 2024, Jerman, pada tanggal 22 April 2024. Forum itu digelar oleh Energy Academy Indonesia (ECADIN) dan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin) di pameran industri terbesar di dunia.
Dalam forum yang didukung oleh Pertamina tersebut, berbagai peluang untuk menjalin kolaborasi dan memperkenalkan solusi industri cerdas dan berkelanjutan dijabarkan. Salah satu sesi yang menarik perhatian adalah sesi diskusi panel ‘Women in Industry 4.0’.
Sesi panel ini dipandu oleh Candra Sutama, COO dari ECADIN, yang membuka sesi diskusi dengan menjelaskan kaitan sesi khusus ini dengan peringatan hari Kartini, pahlawan nasional dengan pemikiran luar biasa. Hal ini menjadi inspirasi bagi para perempuan luar biasa lainnya yang memiliki peran penting dalam sektor industri.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati yang menjadi salah satu pembicara dalam forum itu, membagikan pengalamannya memimpin perusahaan energi terbesar di Indonesia dalam transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan. Menurutnya rendahnya partisipasi perempuan dalam sektor energi dikarenakan adanya persepsi bahwa sektor ini didominasi oleh laki-laki.
"Padahal, perempuan dapat mengambil peran strategis dalam industri energi ini. Kita mampu bersaing dalam pertukaran keilmuan dan memiliki kapasitas yang sama atau bahkan lebih mengenai sektor energi," ujar Nicke, dikutip dari keterangannya, Selasa, 24 april 2024.
Senada, Lucretia Loescher, COO of thyssenkrupp Uhde GmbH, juga menyampaikan bahwa ketiadaan role model perempuan yang berkarir di ranah energi menjadi salah satu faktor penghambat partisipasi perempuan dalam sektor ini.
"Hilangnya perempuan dalam sektor ini merupakan kehilangan yang besar bagi perusahaan itu sendiri. Adanya kebebasan bagi perempuan untuk memilih adalah satu kesempatan yang besar bagi perempuan untuk terjun dalam sektor industri atau energi," kata Lucretia.
Dari sisi teknologi, Zoya Alexeeva, VP Software Strategy, Schneider Electric, menegaskan adanya gender bias dalam AI yang disebabkan oleh dominasi laki-laki dalam bidang ini.
"Sebagian besar atau bisa disebut lebih dari 80% dalam ekosistem AI didominasi oleh laki-laki. Hasil translasi menjadi bias karena laki-laki adalah individu yang melakukan koleksi dan analisis data. Perlu adanya investasi yang lebih besar untuk mendorong keterlibatan perempuan dalam sektor ini," ujar Zoya.
Diskusi panel ini menghasilkan kesimpulan bahwa adanya kesempatan yang sama antara perempuan dan laki-laki inilah yang akan membuka jalan lebih besar bagi perempuan untuk berkembang dalam sektor industri.
Kemampuan perempuan dalam kolaborasi dan kemampuan dalam mengajak serta bekerja sama adalah satu hal yang sangat penting yang seharusnya dimiliki oleh perusahaan.
Forum ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya peran perempuan dalam industri di era digital, serta mendorong terciptanya peluang yang lebih setara bagi perempuan untuk berkontribusi dalam pembangunan industri yang cerdas dan berkelanjutan.