Kembangkan Produk Urea dan Amonia, Pupuk Indonesia Gandeng BUMN Brunei BFI

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi (kanan).
Sumber :
  • Dukumentasi Pupuk Indonesia.

Jakarta – PT Pupuk Indonesia (Persero) meneken perjanjian pendahuluan atau Head of Agreement (HoA) dengan BUMN asal Brunei Darussalam, Brunei Fertilizer Industries Sdn Bhd (BFI), guna menjajaki pengembangan urea dan amonia.

Rahmad mengatakan, upaya ini merupakan langkah penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional dan regional, khususnya di kawasan ASEAN. Terlebih, kerja sama ini menurutnya juga sejalan dengan mandat yang diterima Pupuk Indonesia, sebagai pemimpin penopang ketahanan pangan nasional.

"Sebagai BUMN, Pupuk Indonesia dengan inovasi dan kinerja terbaik terus mendukung peningkatan produktivitas pertanian dan mendorong transformasi hijau industri pupuk dan petrokimia Indonesia," kata Rahmad dalam keterangannya, Rabu, 24 April 2024.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi.

Photo :
  • Dok. Pupuk Indonesia.

Rahmad menjelaskan, inti kerja sama ini mencakup kesepakatan kedua belah pihak, untuk menjajaki sinergi dalam pemasaran, layanan operasional dan pemeliharaan, kolaborasi proyek pengembangan pabrik, serta pengadaan peralatan penting dan suku cadang darurat.

Selain itu, kedua BUMN dari dua negara bertetangga itu akan berbagi pembelajaran mengenai aspek-aspek kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan (health, safety, security, and environment/HSSE), serta kolaborasi dalam berbagi pengetahuan dan pelatihan. 

Lebih lanjut, Rahmad menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan upaya bersama antara BFI dan Pupuk Indonesia, sebagai langkah awal untuk membangun ekosistem yang saling membangun dalam industri pupuk di ASEAN. Utamanya yang dimulai dari Indonesia dan Brunei Darussalam.

Pupuk Indonesia.

Photo :
  • Antara/Rosa Panggabean.

"Pupuk Indonesia melihat kerja sama ini akan memperkuat hubungan regional, utamanya di wilayah ASEAN. Kami sebagai produsen pupuk di regional ASEAN bersama-sama ingin memastikan tidak adanya interupsi proses dalam kegiatan kami, karena ketersediaan pupuk terkait langsung dengan ketahanan pangan. Dalam hal ini tentu juga menyangkut ketahanan pangan regional," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Chief Executive Officer BFI, Harri Kiiski, menyambut baik kerja sama pengembangan urea dan amonia bersama Pupuk Indonesia. 

“BFI menyambut baik kerja sama melalui penandatanganan Head of Agreement ini. Tidak hanya sebagai hubungan antar-perusahaan, namun sebagai hubungan antar-negara di tingkat regional ASEAN. Kami meyakini kerja sama ini adalah workable partnership yang akan memberikan benefit untuk semua pihak, baik BFI maupun Pupuk Indonesia," ujarnya.

Sebagai informasi, dengan kapasitas produksi mencapai 1.365.000 ton metrik urea per tahun, BFI yang didirikan pada 2013 merupakan salah satu pabrik pupuk terbesar di kawasan Asia Tenggara. Sebagai BUMN, BFI senantiasa berkomitmen untuk mendukung hilirisasi industri minyak dan gas Brunei Darussalam secara progresif dan dinamis.

Sementara Pupuk Indonesia, sebagai perusahaan pupuk terbesar di Asia Pasific, Timur Tengah, dan Afrika Utara, saat ini memiliki kapasitas produksi pupuk urea sebesar 9,4 juta ton dan amonia 7 juta ton. Dengan kapasitas tersebut, Pupuk Indonesia menjadi salah satu pilar penting dalam menopang ketahanan pangan nasional dan memainkan peran yang signifikan dalam mendukung ketahanan pangan regional, khususnya di ASEAN.