Kemenkeu Monitor Dampak Konflik Israel-Iran ke Ekspor RI

Ilustrasi ekspor impor.
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan pemerintah terus memonitor dampak perlambatan ekonomi global terhadap ekspor Indonesia. Hal ini dipicu oleh memanasnya konflik di Timur Tengah antara Israel-Iran dan memanasnya tensi geopolitik. 

Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan aktivitas ekonomi sepanjang tahun 2024 masih akan diwarnai beragam tantangan yang akan menghambat aktivitas perdagangan global. Itu di antaranya tensi geopolitik dan fragmentasi ekonomi yang akan berpengaruh terhadap global supply chain, tekanan nilai tukar dan sektor keuangan, serta perlambatan ekonomi Tiongkok sebagai negara mitra dagang utama Indonesia.

“Pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan ekonomi global dan kondisi geopolitik termasuk konflik Iran-Israel terhadap ekspor nasional. Pemerintah juga akan menyiapkan langkah antisipasi melalui dorongan terhadap keberlanjutan hilirisasi SDA, peningkatan daya saing produk ekspor nasional, serta diversifikasi mitra dagang utama,” kata Febrio dalam keterangannya, Selasa, 23 April 2024.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia

Febrio menuturkan, menurut WEO (World Economic Outlook) yang terbit pada April 2024 proyeksi pertumbuhan global untuk tahun 2024 sebesar 3,2 persen. Perkiraan ini masih berada di bawah rata-rata tahunan historis (2000–2019) yang mencapai 3,8 persen.

Di sisi lain, Febrio mengatakan neraca perdagangan Indonesia pada bulan Maret 2024 kembali mengalami surplus sebesar US$4,47 miliar. Hal itu memperpanjang capaian surplus neraca perdagangan Indonesia secara berturut-turut selama 47 bulan sejak bulan Mei 2020. 

Nilai tersebut tercatat lebih tinggi US$1,64 miliar dibandingkan surplus neraca perdagangan pada bulan Februari 2024, dan lebih tinggi terhadap bulan yang sama di tahun 2023 yang tercatat sebesar US$2,83 miliar. Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari hingga Maret mencapai US$7,31 miliar. 

“Capaian positif ini tentunya patut kita syukuri, di tengah ketidakpastian perekonomian global, berlanjutnya surplus neraca perdagangan Indonesia menunjukkan ketahanan ekonomi domestik  yang sangat baik,” jelasnya.

Adapun nilai ekspor Indonesia pada bulan Maret 2024 tercatat sebesar US$22,43 miliar, turun 4,19 persen secara year on year (yoy). Namun, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, ekspor pada bulan Maret 2024 meningkat 16,40 persen month to month (mtm), sejalan dengan peningkatan harga komoditas ekspor global sepanjang bulan Maret, khususnya untuk komoditas batu bara dan logam mulia.