IHSG Sesi I Memerah, Pelaku Pasar Khawatir Eskalasi Konflik Iran-Israel
- VIVA/Muhamad Solihin
Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi I hari ini, Jumat, 19 April 2024, ditutup di zona merah pada level 7.063, turun 103 poin atau 1,45 persen.
Pantauan VIVA Bisnis di RTI sekitar pukul 12.09 WIB, total volume saham yang diperdagangkan sebanyak 10,93 miliar saham. Dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,31 triliun, perdagangan sesi I ini telah ditransaksikan sebanyak 797.666 kali.
Tercatat, sebanyak 506 saham terkoreksi, 89 saham naik, dan 156 saham lainnya stagnan. Seluruh sektor terkoreksi dengan sektor teknologi turun 2,32 persen, sektor siklikal turun 1,92 persen, sektor infrastruktur turun 1,90 persen, dan sektor industri turun 1,60 persen.
Kemudian sektor keuangan turun 1,59 persen, sektor properti turun 1,54 persen, sektor bahan baku turun 1,17 persen, sektor non-siklikal turun 1,14 persen, sektor kesehatan turun 0,51 persen, dan sektor energi turun 0,47 persen.
Di sisi lain, indeks LQ45 turun 1,74 persen ke level 919, indeks IDX30 turun 1,63 persen ke level 466, indeks MNC36 turun 1,76 persen ke level 352, dan indeks JII turun 1,43 persen ke level 512.
Meski demikian, nyatanya bukan bursa saham di Indonesia saja yang merosot pada perdagangan hari ini, melainkan juga sejumlah bursa saham di kawasan Asia. Di sisi lain, aset safe-haven, emas, dan minyak mentah justru melonjak, sebagai imbas dari meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim mengakui, kekhawatiran para pelaku pasar antara lain disebabkan oleh meningkatnya eskalasi antara Iran dan Israel. Dimana, nyatanya Israel kembali melakukan serangan ke salah satu bandara Iran di Isfahan, sebagai balasan dari serangan Iran beberapa waktu sebelumnya.
"Nah, ini yang membuat pasar itu sedikit khawatir. Kemungkinan besar Akan ada perlawanan dari Iran, walaupun kita tahu bahwa Israel itu perisainya cukup luar biasa," kata Ibrahim saat dihubungi VIVA Bisnis, Jumat, 19 April 2024.
Apabila Iran dan Israel benar-benar berperang, Ibrahim menilai bahwa Iran akan mengalami kerugian yang cukup besar. Karena apabila Israel memiliki Iron Dome untuk menangkal misil serangan Iran, maka hal sebaliknya justru tak dimiliki oleh Iran.
"Artinya, kalau seandainya misil terbuka pun, kemungkinan besar Iranlah yang banyak Mengalami kerugian yang cukup besar. Nah, apabila kemudian kilang-kilang minyak seluruh Iran terdampak serangan Israel, maka ini akan membuat harga minyak naik. Sehingga wajarlah kalau di perdagangan sesi I siang ini IHSG memerah, walaupun kemarin sempat mengalami penguatan," ujar Ibrahim.
Dia menambahkan, salah satu pendukung memerahnya IHSG adalah saham-saham berbasis hard commodity seperti minyak, perbankan, dan saham-saham di sektor transportasi. Karena bersamaan dengan terjadinya serangan misil di Bandara Iran tersebut, hal itu mengakibatkan banyak penerbangan di Tiongkok yang dihentikan.
"Inilah yang membuat IHSG memerah, dan bukan di Indonesia saja. Tapi bursa-bursa saham di Asia seperti di Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, Singapura, serta Malaysia, itu juga memerah," ujarnya.