Sri Mulyani Kumpul Bareng Menkeu G20 hingga IMF di AS Bahas Dampak Konflik Israel-Iran
- Antara
Jakarta – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS) untuk bertemu menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara G20. Salah satu yang akan dibahas mengenai konflik di Timur Tengah, khususnya Israel-Iran.
Sri Mulyani mengatakan, kumpulnya menteri keuangan dan gubernur bank sentral ini rutin dilakukan di dalam G20. Menurutnya, pertemuan ini untuk membahas resolusi permasalahan-permasalahan kolektif dunia.
"Kali ini, pertemuan yang saya hadiri di Washington, D.C berlangsung bersamaan dengan @the_imf dan @worldbank Spring Meetings. Pada lawatan kali ini, saya akan bicara mengenai kondisi perekonomian global, regional, maupun nasional yang kita tahu berubah begitu cepat dan volatil selama beberapa hari ke depan dengan adanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan juga di berbagai belahan dunia," kata Sri Mulyani lewat Instagramnya @smindrawati Rabu, 17 April 2024.
Menurut Bendahara Negara ini ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan belahan dunia lainnya akan berdampak sangat besar terhadap perekonomian global.
"Adanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan juga di berbagai belahan dunia yang dampaknya yang sangat besar bagi perekonomian global. Baik dari sisi harga komoditas, nilai tukar, tingkat inflasi, hingga suku bunga global," jelasnya.
Sri Mulyani menjelaskan setibanya di AS, agenda dimulai dengan menjadi pembicara di The Brookings Institution yang membahas mengenai transisi energi. Kemudian dia juga bertemu dengan Presiden ADB Masatsugu Asakawa.
"Agenda di hari pertama ini saya mulai dengan berbicara di @brookingsinst-sebuah think tank kebijakan publik- untuk menceritakan peranan @kemenkeuri dalam mendorong dan mendukung transisi energi bagi banyak negara berkembang. Hari ini juga saya bersua dengan Presiden @adb_hq Masatsugu Asakawa untuk berbincang mengenai Energy Transition Mechanism (ETM) dan juga rencana kedepan dari Asian Development Bank," jelasnya.
"Hari-hari ke depan akan padat. Namun harus tetap semangat dalam menyuarakan peranan dan kontribusi Indonesia bagi perekonomian global," sambungnya.