Selain Konflik Iran-Israel, BEI Beberkan Faktor Lain Penyebab IHSG Anjlok Pasca-Lebaran
- vivanews/Andry
Jakarta – Serangan militer Iran ke Israel telah berdampak pada pasar saham di kawasan Asia, sejak pembukaan perdagangan pada Senin, 15 April 2024 kemarin. Imbas serupa juga turut membuat Indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok hingga 175 poin atau 2,40 persen di level 7.111, pada pembukaan perdagangan Selasa, 16 April 2024.
Namun, alih-alih menjadikan serangan Iran ke Israel sebagai satu-satunya faktor utama dari pelemahan IHSG sejak awal perdagangan hari ini, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Irvan Susandy, membeberkan faktor global lain yang turut mempengaruhi kinerja IHSG tersebut.
"Beberapa faktor lain yang menyebabkan pergerakan IHSG hari ini, tanggal 16 April 2024, misalnya seperti kenaikan US Treasury yield seiring peningkatan inflasi AS dan dinamika geopolitik," kata Irvan kepada media, Selasa, 16 April 2024.
Selain itu, Irvan juga menjelaskan beberapa sentimen dari sisi domestik, yang juga turut mempengaruhi kinerja IHSG tersebut. Antara lain yakni adanya beberapa rilis data ekonomi domestik dalam dua minggu terakhir, yang ikut mempengaruhi terkoreksinya IHSG.
Misalnya seperti inflasi IHK Maret 2024 yang tercatat sebesar 3,05 persen secara year-on-year (yoy), atau meningkat dibandingkan Februari 2024 yang sebesar 2,75 persen (yoy). "Sementara cadangan devisa Maret 2024 tercatat sebesar US$140,4 miliar, atau turun dibandingkan bulan Februari 2024 yang sebesar US$144 miliar," ujar Irvan.
Selain itu, Irvan juga mengatakan bahwa periode libur panjang Lebaran Idul Fitri 1445 H, juga turut menyebabkan pelemahan IHSG di tengah berbagai sentimen ekonomi global yang terjadi.
Periode libur panjang lebaran di Indonesia berlangsung selama tanggal 8-15 April 2024, sehingga penyesuaian pasar baru terjadi di hari ini Selasa, 16 April 2024.
Bahkan, pada perdagangan di indeks bursa-bursa global seperti Vietnam, Taiwan, China, Korea Selatan, Jepang, Filipina, dan Australia, mereka juga telah mencatatkan penurunan saham sebesar lebih dari 2 persen dalam dua hari terakhir sejak Jumat pekan lalu.
"Hal ini mengindikasikan adanya penyesuaian IHSG, seiring dengan akumulasi risiko pasar selama periode libur," ujarnya.