IHSG Anjlok 2 Persen Lebih karena Serangan Iran ke Israel? Begini Kata Pengamat
- VIVA/Muhamad Solihin
Jakarta – Serangan militer Iran ke Israel diakui menjadi salah satu penyebab Indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok hingga 175 poin atau 2,40 persen di level 7.111, pada pembukaan perdagangan Selasa, 16 April 2024.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim menjelaskan, sebenarnya dampak dari serangan militer Iran ke Israel ini tidak hanya berdampak ke IHSG saja. Karena sejak Senin, 15 April 2024, bursa-bursa saham di kawasan Asia juga kompak anjlok terkena imbas dari serangan tersebut.
"Sebenarnya pada pembukaan pasar di hari Senin kemarin itu, indeks harga saham di Asia itu berguguran semua. Termasuk Jepang, China, kemudian Korea, Singapura, itu hampir semua berguguran. Ini dampak dari penyerangan Iran terhadap Israel," kata Ibrahim saat dihubungi VIVA Bisnis, Selasa, 16 April 2024.
Dia pun menjelaskan bahwa sentimen dari serangan Iran ke Israel itu, juga mempengaruhi anjloknya saham-saham di negara-negara yang notabene berkiblat ke Eropa dan Amerika. Hal itu menurutnya sangat wajar, karena pelaku pasar ketakutan apabila eskalasi serangan itu akan memicu Perang Dunia Ketiga.
"Tapi nanti biasanya 2 hari kemudian akan kembali normal. Karena dari mereka (Iran dan Israel) juga kayaknya enggak bakal meningkatkan eskalasi (konflik). Apalagi Pendana Menteri Israel sudah mengatakan tidak akan melakukan penyerangan terhadap Rafah, Masjidil Aqsa. Artinya ini hanya sesaat saja," ujarnya.
Ibrahim mengaku menyoroti saham-saham di sejumlah sektor, yang paling terpengaruh dengan adanya serangan Iran ke Israel tersebut. Kemudian juga sektor apa yang sebenarnya jadi memiliki peluang, dengan adanya serangan militer itu. Menurutnya, semua saham di sektor komoditas yang berbasis dengan minyak dan perbankan, pasti akan terpengaruh cukup signifikan dengan adanya gejolak militer di Timur Tengah tersebut.
Pasalnya, pembentukan IHSG dan saham-saham blue chip itu, ditopang oleh sektor komoditas dan perbankan. "Jadi kalau sektor perbankan jatuh, maka inilah indeks harga saham gabungan jadi turun. Tapi wajar lah, mungkin 2 hari kemudian IHSG akan normal kembali," kata Ibrahim.
Sementara, lanjut Ibrahim, saham-saham yang justru akan memiliki peluang di tengah konflik tersebut, misalnya seperti saham-saham di bidang transportasi dan teknologi. "Saham-saham yang akan sedikit lebih baik itu yang di bidang transportasi ya, seperti JNE, kemudian juga sektor teknologi, mungkin itu juga tidak terlalu terpengaruh karena tidak terlalu signifikan," ujar Ibrahim.
Untuk sektor logistik sendiri, Ibrahim meyakini bahwa saham-saham di sektor tersebut masih akan cukup baik dengan situasi dan suasana Lebaran yang masih tersisa. Sehingga, setidaknya sektor logistik itu masih mampu menjadi penahan, dari sejumlah saham pada sektor-sektor yang terkena imbas dari serangan militer Iran ke Israel tersebut.
"(Sektor) logistik bagus, karena memang bersamaan dengan kondisi Lebaran yang cukup luar biasa. Apalagi logistik pun juga begitu besar pengaruhnya, jadi setidaknya ini masih bisa menahan lah agar penurunannya (IHSG) tidak terlalu tajam dibandingkan dengan saham-saham berbasis komoditas dan perbankan," ujarnya.