Hadapi Puncak Arus Balik Lebaran, Menhub Tambah Perjalanan Kapal dari Sumatera ke Jawa

Antrean Kendaraan Mengular hingga Keluar Pelabuhan Bakauheni
Antrean Kendaraan Mengular hingga Keluar Pelabuhan Bakauheni
Sumber :
  • Pujiansyah

Jakarta – Pemerintah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi untuk menghadapi kepadatan penumpang penyeberangan dari Sumatera ke Jawa pada masa puncak arus balik Lebaran 2024. Salah satunya dengan menambah jumlah kapal dari 131 menjadi 146 trip.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan selain menambah jumlah kapal yang dioperasikan. Pemerintah juga membuat war room atau ruangan yang menyajikan data dan informasi aktivitas pelabuhan secara digital.

"Langkah antisipasi yang dimaksud antara lain menambah jumlah kapal yang dioperasikan dari 131 menjadi 146 trip, serta pembuatan war room atau ruangan yang menyajikan data dan informasi aktivitas pelabuhan secara digital," kata Budi dalam keterangannya dikutip Senin, 15 April 2024.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi [dok. BKIP Kementerian Perhubungan]

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi [dok. BKIP Kementerian Perhubungan]

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Budi menuturkan, selanjutnya pengoperasian kapal dari Pelabuhan Panjang ke Pelabuhan Ciwandan dengan daya angkut 1.445 unit kendaraan kecil.

“Pada arus mudik, Bakauheni menerima kapal dari Merak dan Ciwandan, akibatnya rotasi dari Pelabuhan Merak tidak maksimal karena terinterupsi dengan kapal dari Pelabuhan Ciwandan. Saat ini pada arus balik, kapal dari Pelabuhan Ciwandan sudah ke Pelabuhan Panjang. Lalu kita memiliki war room, semua stakeholder hadir, dengan satu layar yang memantau keberangkatan kapal sehingga tidak ada delay berarti,” jelasnya.

Budi berharap, upaya antisipasi yang telah disiapkan ini dapat memastikan kelancaran dan keamanan arus balik penyeberangan dari Sumatera ke Jawa.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, upaya maksimal telah dilakukan pemerintah untuk mengurai kepadatan. Namun faktor cuaca akan tetap menjadi penentu.

“Tentu ada beberapa faktor determinan yang kita tidak bisa lakukan rekayasa maksimal yaitu cuaca dan gelombang. Mudah-mudahan cuaca dan gelombang baik-baik saja sehingga tidak mengganggu waktu perjalanan penyeberangan kapal,” terangnya.