Ada Investasi Mangkrak Rp 149 Triliun Sulit Dieksekusi, Bahlil Ungkap Alasannya
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia memastikan, pihaknya sudah merealisasikan Rp 558,7 triliun atau sekitar 78,9 persen, dari total Rp 708 triliun investasi mangkrak yang selama ini menjadi pekerjaan rumah bagi pihaknya.
"Investasi mangkrak kami dari Rp 708 triliun sekarang sudah terealisasi (Rp 558,7 triliun atau sekitar 78,9 persen), kurang lebih sekitar hampir Rp 600 triliun," kata Bahlil dalam konferensi pers di kantornya, Senin, 18 Maret 2024.
Sementara, Rp 149,3 triliun sisanya diakui Bahlil sulit untuk direalisasikan, akibat adanya berbagai kendala dan kesulitan internal yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan yang awalnya berencana untuk berinvestasi tersebut.
"Sisanya (sekitar Rp 149,3 triliun), kami sudah tidak bisa lagi untuk melakukan perbaikan. Karena ini sudah tidak bisa lagi dieksekusi, akibat perusahaan-perusahaannya sudah mengalami kesulitan secara internal," ujarnya.
Meski demikian, Bahlil pun memamerkan beberapa perkembangan positif realisasi investasi lain, yang berhasil diraih pihaknya. Misalnya seperti pabrik PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon dengan investasi sebesar Rp 59,4 triliun, yang merupakan hasil penyelesaian dari investasi mangkrak sejak tahun 2016 silam.
Dimana, saat ini progres realisasi investasinya sudah mencapai 85 persen, dan diperkirakan tahun ini akan mulai berproduksi. "Di mana produk yang dihasilkan akan menjadi substitusi impor, dengan komposisi 70 persen untuk kebutuhan dalam negeri, dan 30 persen untuk ekspor," kata Bahlil.
Kemudian, Bahlil juga melaporkan bahwa realisasi investasi pabrik semen PT Kobexindo Cement senilai Rp 14 triliun di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, juga sudah selesai.
Dengan realisasi investasi yang sudah mencapai Rp 6,2 triliun, Bahlil memastikan bahwa 1 line sudah berproduksi komersial pada September 2023, dengan kapasitas 3 juta ton per tahun. "Di mana 80 persen dari produksinya akan diekspor keluar negeri, seperti misalnya ke Vietnam dan Kamboja," ujar Bahlil.
Selanjutnya, Bahlil juga memastikan bahwa realisasi investasi pabrik smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur, dengan investasi US$3 miliar, tahun ini juga akan selesai.
"Jadi itu terkait dengan 3 juta konsentrat, dan ini juga erat kaitannya dengan bagaimana memastikan proses perpanjangan produksi PT Freeport Indonesia di Indonesia," ujarnya.