Singgung Perilaku FOMO, Ini Tips Agar Keuangan Tidak Jebol Karena Pinjol

Ilustrasi belanja online.
Sumber :
  • siliconrepublic

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mencatat fenomena psikologis yang dikenal sebagai rasa takut akan “ketinggalan" (fear of missing out/FOMO) sebagai salah satu pemicu meningkatnya permintaan pinjaman online (pinjol) di kalangan masyarakat, terutama dari pinjol ilegal.

Oleh sebab itu, OJK terus mengimbau kepada masyarakat untuk bisa mengelola keuangan dengan baik dan bijak. Dalam imbauan di akun Instagram resmi @ojkindonesia, saat ini banyak masyarakat yang mudah sekali mengeluarkan uang tanpa pertimbangan yang matang. 

Seseorang yang sudah FOMO rela mengeluarkan uang untuk memenuhi lifestyle, tren, promosi, atau kegiatan lain. Namun, hal ini tentu saja bisa mengganggu berbagai aspek kehidupan, termasuk kesehatan mental dan hubungan sosial. 

Ilustrasi belanja online

Photo :
  • Pixabay/ Preis_King

"FOMO juga bisa berdampak pada kondisi finansial kita karena pengeluaran didasarkan pada tren dan orang lain, bukan berdasarkan kebutuhan," tulis imbauan OJK dalam akun Instagram resmi @ojkindonesia, Minggu, 19 November 2023 lalu. 

Dalam unggahan tersebut, OJK memberikan sejumlah tips uang yang bisa dilakukan untuk keluar dari lingkaran FOMO supaya berada dalam tahap finansial yang sehat. Setidaknya ada lima hal yang harus diperhatikan oleh semua orang. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tasikmalaya

Photo :
  • VIVA | Denden Ahdani
  1. Batasi akses ke sumber FOMO. Hal itu bisa dilakukan dengan mengurangi paparan terhadap situasi atau platform yang memicu FOMO.
  2. Membuat daftar skala prioritas. Kamu bisa membuat daftar skala prioritas dengan membutuhkan kebutuhan daripada keinginan.
  3. Tingkatkan kesadaran diri sebelum mengeluarkan uang. Karena, keputusan keuangan harus didasarkan pada kebutuhan pribadi dan bukan pada tekanan dari orang lain atau tren pasar.
  4. Hindari pengeluaran yang berlebihan. Hal itu juga akan menyelamatkanmu agar tidak terjebak utang atau pinjaman untuk kebutuhan konsumtif.
  5. Waspada penipuan investasi keuangan. Terakhir, kamu harus lebih berhati-hati dari semua penipuan investasi keuangan dengan melakukan riset yang matang dan pertimbangkan tujuan jangka panjang sebelum berinvestasi.