Harga Bahan Pokok Meroket Tajam, Ini Langkah Disperindag ESDM Sumut
- VIVA.co.id/B.S. Putra (Medan)
Medan – Jelang bulan suci Ramadan 1445 Hijriah, harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di Sumatera Utara meroket tajam. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Sumut, membeberkan penyebabnya tidak lepas perubahan iklim, saat ini melanda Indonesia.
Sekretaris Disperindag ESDM Sumut, Yosi Sukmono menjelaskan perubahan iklim terjadi di tanah air ini, tidak lepas berimbas dengan hasil produksi. Sehingga picu, kenaikan harga sembako.
"Kondisi ini terjadi di Indonesia maupun di Sumatera Utara, khususnya untuk komoditi beras, gula pasir, cabai merah, dan bawang merah," ucap Yosi kepada wartawan, Kamis 29 Februari 2024.
Yosi mengatakan untuk komoditi cabai merah keriting naik 36 persen, bawang merah naik 8 persen, dan daging ayam broiler naik 7 persen.
Sementara harga rerata komoditi pada Februari ini seperti beras medium, gula pasir, minyak curah dan Minyakita pun ikut mengalami kenaikan jika dibandingkan periode Januari lalu.
"Harga rerata beras medium naik sebesar 1,7 persen, gula pasir naik sebesar 1,5 persen, minyak curah naik 4 persen dan Minyakita naik 2 persen," ungkap Yosi.
Berdasarkan data mereka di periode Februari 2024 ini, untuk beras medium harganya Rp13.988 dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp11.500: Telur ayam ras Rp28.711 dengan HET Rp.27.000: Cabai merah keriting Rp66.257 dengan HET Rp55.000.
Kemudian migor curah Rp 14.782 dengan HET Rp 14.000: Migor Minyakita Rp 14.702 dengan HET Rp14.000: Gula pasir Rp 17.390 dengan HET Rp 16.000: Daging sapi murni Rp 135.125 dengan HET Rp 140.000: Daging ayam broiler Rp 36.332 dengan HET Rp 37.500: Bawang merah Rp 36.207 dengan HET Rp 41.000.
"Panen raya beras baru akan berlangsung di pertengahan Maret 2024, sehingga stok saat ini di kilang padi sangat terbatas. Saat ini harga gabah sudah menyentuh Rp7.800/kg, sehingga praktis stok untuk konsumsi mengandalkan beras impor yang disalurkan Bulog melalui bantuan langsung pangan, bantuan sosial maupun penetrasi langsung ke pasar," papar Yosi.
Lebih lanjut, Yosi mengemukakan, harga pupuk dan pakan yang masih tinggi turut andil dalam naiknya beberapa komoditi periode Februari ini.
Pun demikian, pihaknya tetap melakukan langkah-langkah strategis dalam menyikapi lonjakan harga bahan pokok atau bapok ini. Antara lain melaksanakan rapat koordinasi dengan Forkopimda Sumut, OPD terkait, produsen dan distributor untuk memeroleh informasi dan solusi yang bisa dilakukan bersama.
Selanjutnya telah dan sedang melakukan kegiatan pasar murah yang dimulai sejak 1 Februari sampai 7 Maret 2024 di 14 kabupaten/kota se-Sumut seperti Karo, Padangsidimpuan, Mandailing Natal, Sibolga, Tapanuli Tengah, Pematang Siantar, Simalungun, Batu Bara, Asahan, Tanjung Balai, Labuhan Batu, Labuhan Batu Utara, Medan, dan Deli Serdang.
Bersama Satgas Pangan dan stakeholder terkait, pihaknya juga melaksanakan sidak ke pasar tradisional/modern/ritel/ dan produsen serta distributor besar terkait Bapokting yang ada di Sumut.
"Terakhir kami meningkatkan monitoring dan pengawasan terhadap ketersediaan bapok mulai dari tingkat produsen sampai dengan pedagang pasar tradisional secara periodik," tutur Yosi.