Pasang Target Penjualan Naik 20 Persen 2024, INTA Gandeng Multifinance hingga Perbankan
Jakarta – Perusahaan penyedia alat berat dan alat konstruksi PT Intraco Penta Tbk (INTA) menggandeng berbagai perusahaan pembiayaan (multifinance) hingga perbankan guna mendorong kinerja pada tahun ini. Khususnya untuk mencapai target penjualan alat berat pada tahun 2024.
Director and Chief Financial Officer INTA Wilianto Febriansa menargetkan penjualan alat berat meningkat 20 persen year on year (yoy) menjadi senilai Rp1,3 triliun pada 2024, dibandingkan senilai Rp1,1 triliun pada 2023 lalu.
“Kalau tahun lalu, kami tutup di Rp1,1 triliun, kalau naik 20 persen (yoy) akan tutup di Rp1,3 triliun. Volume penjualannya alat berat sekitar 350 kurang lebih,” ujar Wilianto dalam Financing Partner Gathering, di Hotel JW Marriot, Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024.
Dia menjabarkan, target tersebut diupayakan semuanya melalui perusahaan pembiayaan, baik multifinance ataupun perbankan. Sehingga para konsumen bisa lebih fleksibel dalam bertransaksi. Sebelumnya, perseroan menggunakan dua channel penjualan yaitu cicilan melalui perusahaan pembiayaan atau cicilan langsung ke INTA.
“Kalau cicilan langsung hanya 12 bulan, sedangkan customer membutuhkan pembiayaan yang panjang, 24 bulan, 36 bulan tenornya,” tambahnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, saat ini perseroan telah menjalin kerja sama dengan 30 perusahaan pembiayaan, baik leasing ataupun perbankan. Peluang kerja sama itu akan terus dibuka pada tahun ini.
Dalam kesempatan ini, Ia menyebut perseroan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp50 miliar, yang akan digunakan untuk peremajaan alat berat yang disewakan dan pengembangan platform.
Dia menjelaskan, customer perseroan masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan batu bara, kemudian diikuti perusahaan nikel, kehutanan pertambangan emas dan industri semen.
Dari sektor pertambangan, Direktur Utama INTA Petrus Halim menyebut para pengamat memprediksi harga batu bara baru akan naik pada akhir 2024, sehingga akan memperketat kompetisi penjualan alat berat.
Dari pertambangan nikel, harga nikel diprediksi masih mengalami tren penurunan, namun dengan terbitnya Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) khususnya untuk tambang nikel, diharapkan permintaan nikel akan meningkat, yang berpotensi untuk penjualan alat berat pada kelas 20 dan 30 ton dan penjualan dump truck. (Ant)