Telkom Luncurkan Satelit Merah Putih 2 dari Florida AS Pertengahan Februari 2024

Satelit Merah Putih siap diluncurkan Roket Falcon-9 milik SpaceX.
Sumber :
  • Twitter/@SpaceX

Jakarta - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui anak usahanya Telkomsat, akan meluncurkan satelit Merah Putih 2 berteknologi High Throughput Satellite (HTS), pada 20 Februari 2024 waktu Florida atau 21 Februari 2024 waktu Indonesia.

Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah mengatakan, peluncuran satelit ke-11 milik Telkom ini nantinya akan menempati slot orbit 113 derajat Bujur Timur (113 BT). Tujuannya untuk menghadirkan pemerataan akses informasi, melalui infrastruktur dan layanan telekomunikasi digital yang andal.

"Satelit dengan nama Merah Putih 2 ini akan diluncurkan langsung dari Cape Canaveral, Florida, dengan menggunakan roket Falcon 9," kata Ririek dalam keterangannya, Jumat, 16 Februari 2024.

Persiapan peluncuran satelit Merah Putih milik Indonesia di Amerika Serikat

Photo :
  • ANTARA FOTO/Saptono

Sebelumnya, Telkom telah meluncurkan Satelit Merah Putih pada tahun 2018, dengan penempatan pada slot orbit 108 BT. Ririek mengatakan, saat ini Satelit Merah Putih 2 sudah berada di Cape Canaveral, dan siap untuk diluncurkan dalam waktu dekat.

Dengan kapasitas hingga 32 Gbps, Satelit Merah Putih 2 membawa transponder aktif yang terdiri dari frekuensi C-band dan Ku-band, yang akan menjangkau seluruh area Indonesia.

"Satelit Merah Putih 2 menjadi harapan, sekaligus wujud komitmen Telkom untuk mendukung pemerataan konektivitas di seluruh Indonesia, melengkapi infrastruktur darat dan laut yang kami miliki. Telkom berharap, pemerataan akses informasi ini dapat mengakselerasi digitalisasi masyarakat di berbagai aspek," ujarnya.

Direktur Utama Telkomsat, Lukman Hakim Abd. Rauf mengatakan, Satelit Merah Putih 2 mengandalkan platform Spacebus 4000B2 dengan usia desain 15 tahun. Pembangunannya sendiri melibatkan Thales Alenia Space, yang bertanggung jawab dalam hal pabrikasi pembuatan satelit.

Lalu ada juga SpaceX, sebagai perusahaan penyedia jasa peluncuran satelit. Kedua perusahaan tersebut merupakan pemain besar di sektornya, dan sudah berpengalaman dengan proyek satelit Telkom sebelumnya.

“Proses pemilihan mitra dan pengadaan satelit tersebut telah dilakukan sesuai dengan asas kepatuhan (compliance), dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik," kata Lukman.

"Selain itu dari aspek bisnis, proses pemilihan mitra juga telah mempertimbangkan biaya per Gbps yang paling rendah, sehingga menghasilkan satelit dengan kapasitas lebih besar dengan harga jual yang kompetitif," ujarnya.