Pemerintah Bakal Revisi Target Bauran EBT di 2025, Menteri ESDM Beberkan Alasannya

Menteri ESDM, Arifin Tasrif rapat di DPR.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif rapat di DPR.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia/tangkapan layar.

Jakarta – Pemerintah melalui Dewan Energi Nasional (DEN) berencana merevisi target bauran energi baru terbarukan (EBT) tahun 2025 menjadi 17-19 persen, dari target sebelumnya sebesar 23 persen melalui pembaharuan Kebijakan Energi Nasional (KEN). 

Namun, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, pihaknya belum menyetujui sepenuhnya rencana KEN tersebut. 

"Kita belum (setuju) nih. yang merevisi siapa? Ya biarin aja kalau KEN, itu kan prediksinya KEN," kata Arifin saat ditemui di kantornya, Jumat, 2 Februari 2024.

Dia menjelaskan alasan revisi itu, target bauran EBT sebesar 23 persen pada tahun 2025, ditentukan pada masa sebelum COVID-19. Karenanya, Arifin berpendapat bahwa seharusnya saat ini ada penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan. 

Menteri ESDM, Arifin Tasrif rapat di DPR.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia/tangkapan layar.

"Target itu kan (ditetapkan) sebelum COVID-19, pas ada COVID-19 tentu ada adjustment. Tapi kita sudah identifikasi bottleneck-nya ada dimana," ujarnya. 

Arifin mengatakan, pangkal permasalahan dari upaya meningkatkan bauran EBT tersebut, memiliki beberapa faktor. Di mana salah satunya adalah soal ketersediaan infrastruktur

"De-bottlenecknya kita punya infrastruktur, kemudian juga percepatan pertumbuhan, konsumsi listrik," kata Arifin.

Menteri ESDM Arifin Tasrif bersama Dirut Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan

Menteri ESDM Arifin Tasrif bersama Dirut Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan

Photo :
  • Pertamina

Terkait regulasi yang disiapkan oleh pemerintah untuk mempercepat bauran EBT tersebut, Arifin menyebut bahwa hal itu akan dilakukan melalui RUPTL yang telah ditetapkan. 

"Regulasi sekarang yang kita punya ini sudah cukup, dan RUPTL sudah berdasarkan target capaian itu. Mungkin isunya sekarang ada keterbatasan, kita punya infrastruktur enggak? Ini yang harus kita perbaiki," ujarnya.