Ganjar Sindir BUMN Nunggak Bayar ke Swasta: Malu Dong!
- Kadin
Jakarta - Calon presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo menyinggung, BUMN yang menunggak pembayaran kepada perusahaan swasta. Hal ini disampaikannya pada acara Dialog Capres Bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Mulanya Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Juan Permata Adoe akan bertanya kepada Ganjar. Namun, Ganjar bertanya terlebih dahulu kepada Juan mengenai jumlah BUMN yang belum membayar kepada perusahaan swasta.
"Sebelum bertanya ada berapa yang belum terbayar BUMN?" tanya Ganjar kepada Juan Kamis, 11 Januari 2024. "Banyak Pak, itu yang di sebelah kanan banyak sekali," jawab Juan.
Kemudian Juan bertanya kepada Ganjar, banyak perusahaan BUMN dengan alasan penugasan Pemerintah melakukan monopoli di sektor swasta. Menurutnya, sinergi antara BUMN dan swasta juga belum berjalan optimal, sehingga playing of field sering tumpang tindih
"Pertanyaan kami, dapatkah bapak membantu sinergi antara BUMN dan swasta agar sinergi ini memberikan kontribusi positif terhadap kegiatan ekonomi Indonesia. Dan bapak melihat semua pengusaha yang besar adalah kontribusi pemerintah membantu mereka, tapi mereka ditugaskan juga untuk membantu pengusaha swasta bertumbuh bersama,"ujar.
Menjawab hal itu, Ganjar mengatakan adanya perusahaan pelat merah yang menunggak itu membuat malu.
"Hari ini saya kumpulkan data Pak, berapa kemudian supplier-supplier itu, mitra-mitra yang tidak terbayar. Malu dong. Kalau kita punya perusahaan pelat merah ndak bayar, malu lah kira-kira gitu ya," ujarnya.
"Ini kok ngangguk semua, ini kayaknya korban-korban lagi ini," sambungnya.
Ganjar mengatakan, peran BUMN sangat besar bagi perekonomian Indonesia, jauh sebelum swasta eksis. Sehingga setelah distimulasi negara melalui BUMN, swasta bisa turut serta berbisnis.
"Sebenarnya negara ndak mencari uang toh, fasilitasin negara itu. Jadi kami dalam government betul-betul mengelola, pemerintah me-manage dan menstimulasi agar itu tumbuh," ujarnya.
Ganjar mengatakan, hal itu juga berkaitan dengan perusahaan BUMN yang memiliki anak hingga cicit.
"Maka begitu bapak tadi bicara monopoli, saya coba memahami memutar otak saya, ini kayaknya yang maksudnya BUMN punya cucu, punya anak, punya cicit, canggah, gantung siwur, akhirnya swasta tidak ada peran," imbuhnya.