Pupuk Indonesia Bangun Pabrik Clean Ammonia di 2026, Pangkas Produksi Karbon

Ilustrasi pabrik green hydrogen dan green ammonia
Sumber :
  • Dok. PLN

Jakarta – PT Pupuk Indonesia (Persero) menegaskan siap untuk bertransformasi secara signifikan termasuk memproduksi pupuk yang lebih rendah karbon. Hal itu diungkapkan Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi.

Salah satu upayanya yakni dengan membangun pabrik clean ammonia (amonia bersih), pada tahun 2026 mendatang.

Rahmad mengatakan, sebagai pemain utama amonia di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara, Pupuk Indonesia menguasai empat persen produksi amonia global. Yakni sekitar tujuh juta ton per tahun, dimana seluruhnya adalah grey ammonia atau masih menghasilkan emisi karbon.

Rahmad menegaskan bahwa upaya mentransformasi produksi Pupuk Indonesia supaya menjadi lebih rendah karbon, adalah salah satu fokus tujuan ke depan dari perusahaan pupuk pelat merah tersebut.

"Sehingga aspirasi kami saat ini, adalah melakukan dekarbonisasi bisnis eksisting. Dan pada saat yang bersamaan mengembangkan bisnis baru, yaitu clean ammonia," kata Rahmad dalam keterangannya, Senin, 11 Desember 2023.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi.

Photo :
  • Dok. Pupuk Indonesia.

Dia memastikan, Pupuk Indonesia sudah cukup siap untuk menuju transformasi yang cukup signifikan, di dalam operasional bisnisnya tersebut. Apalagi, sampai saat ini Pupuk Indonesia dinilai juga telah memiliki sumber daya yang memadai, untuk pengembangan clean ammonia itu sendiri.

Antara lain yakni mulai dari fasilitas eksisting untuk mengonversi green hydrogen menjadi green ammonia, keahlian dan pengetahuan dalam memproduksi amonia, serta pengalaman mengelola dan mendistribusikan amonia. "Bahkan hingga memiliki Kawasan Industri Hijau di Lhokseumawe, Aceh," ujar Rahmad.

Tujuan utama pengembangan clean ammonia, adalah untuk mewujudkan industri pupuk dan kimia yang lebih rendah karbon. Sejalan dengan komitmen global, Rahmad menyebut bahwa Pupuk Indonesia juga telah berhasil menurunkan emisi karbon secara nyata. Yakni mencapai sebesar 1,55 juta ton, atau di atas target 1,21 juta ton pada tahun 2023.

"Penurunan ini berasal dari optimalisasi dan efisiensi konsumsi energi, utilisasi renewable energy, co-firing bio massa, solusi berbasis alam, hingga revitalisasi sejumlah pabrik pupuk," kata Rahmad. 

"Sejalan dengan inisiatif tersebut, maka ke depan Pupuk Indonesia akan mengembangkan amonia yang lebih rendah, dan bahkan nol emisi karbon," ujarnya.