Kembangkan Startup Digital, Kemenkominfo Sudah Kucurkan Pendanaan Rp 1,2 Triliun

Ilustrasi perusahaan rintisan atau startup.
Sumber :
  • Freepik

Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berkomitmen mengembangkan startup di Indonesia guna menjadi motor perekonomian nasional. Hal itu salah satunya dilakukan melalui program Studio Indonesia (SSI)

Direktur Pemberdayaan Informatika, Kominfo Slamet Santoso mengungkapkan, total pendanaan yang tersalur ke startup alumni SSI Batch 1-7 telah mencapai lebih dari Rp1,2 triliun ($79 juta). Acara puncak Milestone Day, sebagai penutup dari serangkaian program akselerator Startup Batch 7 pun telah digelar.

Pada momen ini, Kominfo juga memperkenalkan program baru bernama “SSI X”, yang merupakan wadah bagi kolaborator (berupa institusi pemerintahan/swasta). Untuk, turut serta dalam pengembangan founder dan startup digital.

https://pixabay.com/id/illustrations/startup-memulai-bisnis-/

Photo :
  • vstory

“Kami mengundang institusi pemerintah dan swasta untuk turut berpartisipasi dengan menyediakan akses case study dan akses ke pasar melalui eksperimen sandbox. Harapannya, eksperimen terbatas ini dapat membantu startup dalam memvalidasi produknya di target pasar,” ungkap Slamet dalam keterangannya, Rabu, 29 November 2023.

Startup Studio Indonesia merupakan program akselerator startup digital Kominfo yang bertujuan untuk mendampingi dan membina para startup tahap awal (early-stage) selama 15 minggu agar bisa menemukan product-market fit (PMF). Sejauh ini, SSI telah menuntaskan 7 batch pelatihan, dengan total 115 alumni startup berprestasi. Berdasarkan data,

Sebagai acara puncak yang menutup SSI Batch 7, Kominfo menggelar Milestone Day, di mana startup berkesempatan untuk mempresentasikan progres masing-masing di depan para pemangku kepentingan, mulai dari investor hingga lembaga pemerintahan.

Dengan usainya SSI Batch 7, startup-startup yang kini resmi menjadi alumni adalah: AyoKenalin (jaringan agen online untuk pemasaran digital), Banoo (solusi IoT untuk perikanan), CareNow (pembiayaan kebutuhan medis), FarmaCare (platform rantai pasok farmasi), dan Gapai.id (platform lowongan kerja untuk migran).

Kemudian, HealthPro (penyedia tenaga kesehatan on-demand), HIGO (penyedia WiFi dan agensi periklanan digital), Invelli (fintech digitalisasi layanan keuangan mikro), Krealogi (aplikasi dasbor digital untuk UMKM), Kukerja (platform penghubung bisnis dan tenaga kerja), dan Lokatani (IoT untuk pengelolaan kebun).

Selanjutnya, Contexa (platform AI penyedia copy tulisan untuk brand), Raggam (marketplace penyewaan barang), Ravelware (IoT otomatisasi untuk pabrik/gudang), Rey.id (aplikasi berbasis keanggotaan untuk asuransi jiwa dan kesehatan), Secha (solusi renovasi rumah), Setoko (platform pembuatan toko online), dan Woowa (CRM untuk mengelola Whatsapp).

Startup.

Photo :
  • GPG International

Untuk membantu startup tahap awal dalam menavigasi lanskap ekonomi digital yang terus berubah, Kominfo akan terus melanjutkan program Startup Studio Indonesia dengan target meluluskan 150 startup digital di tahun 2024.

“Harapannya, para startup alumni SSI mampu mengembangkan skala bisnisnya, baik dari segi jumlah pengguna, jumlah pendapatan, penyerapan tenaga kerja, dan pendanaan dari venture capital pasca-mengikuti pelatihan,” tutupnya.