Harga Cabai Tembus Rp 100 Ribu per Kg, Pedagang Menjerit: Ekonomi Sulit, Harga Melangit

Pedagang cabai ungkap harga naik tembus Rp 100 ribu per kg.
Sumber :
  • VIVA/Andrew TIto

Jakarta – Harga penjualan cabai merah di pasar tradisional Koja Jakarta Utara tembus Rp 100 ribu per kilogram (kg). Seorang pedagang di Pasar Koja Baru, Jasnita (49) mengaku heran dengan harga cabai tersebut.

Jasnita mengatakan, kenaikan harga cabai saat ini sangat berbanding jauh dengan jelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru pada dua tahun terakhir.

"(Rp 100.000 per kilogram) tinggi banget. Dua tahun belakangan ini enggak begini. Paling mahal, Rp 60.000," ujar Jasnita dalam keterangannya di Pasar Koja Jakarta Utara, Kamis, 9 November 2023.

Jasnita mengaku saat tahun 2021, harga cabai pernah mencapai Rp 120.000 per kilogram, namun satu bulan kemudian harga cabai kembali menurun.

"Memang pernah tahun 2021 ya, harganya Rp 120.000 per kilogram. Tapi, cuma sebentar, paling cuma satu bulan. Sekarang nih, timbul lagi," ujarnya.

Ilustrasi-Cabai merah

Photo :
  • ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Jasnita mengatakan, cabai rawit merah dan cabai merah keriting kini juga di kisaran angka Rp 100.000 per kilogram. Sebelumnya, kedua jenis cabai tersebut hanya senilai Rp 30.000 - Rp 40.000 per kilogram. Kini, harga cabai rawit hijau di Pasar Koja Baru dari harga Rp 40.000 per kilogram juga naik menjadi Rp 70.000 per kilogram.

Jasnita menduga kenaikan harga cabai saat ini adalah ulah para tengkulak yang sengaja menimbun cabai jelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2023.

"Ya biasanya tengkulak-tengkulak itulah pemainnya, orang yang punya modal besar. Dari petani, dia yang beli, kayak pengepul gitu," ujarnya.

Jasnita juga menduga selain ulah tengkulak, harga cabau meninggi bisa dikarenakan stok yang menipis.

"Pasokannya berkurang dari sananya. Kalau pasokannya banyak yang masuk ke Pasar Induk Jakarta, harga turun, Tapi, kalau sedikit, tersendat. Pembelinya banyak, barangnya sedikit. Jadi, harga naik," ujarnya.

Pelanggan Kurangi Pembelian

Jasnita mengaku kehilangan pelanggan lantaran adanya kenaikan harga ini. Para pembeli juga terpaksa mengurangi jumlah pembelian demi menghemat pengeluaran.

"(Respons pembeli) ya kaget. Biasanya beli satu kilogram, sekarang paling cuma setengah kilogram. Nah, yang biasanya setengah kilogram, sekarang seperempat kilogram. Jadi, dikurangi belanjanya," ujarnya.

"Kalau ada yang beli Rp 5.000, tetap dilayani. Ya itu setengah ons. Kita kan kasihan juga lihat pembeli dengan keadaan ekonomi yang sulit sekarang ini. Zaman tambah pahit, tapi harga melangit,” tambahnya.