Kelola Blok Migas Tertua di Indonesia, PHR Beberkan Tantangan dan Strateginya
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya.
Pekanbaru - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) tengah menjalani amanah pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Rokan, yang merupakan salah satu lapangan minyak dan gas bumi (migas) terbesar dan tertua di Indonesia.
Vice President IT PHR, Triatmojo Rosewanto mengatakan, tanggung jawab pengelolaan yang harus diemban PHR dari 9 Agustus 2021 hingga 8 Agustus 2041 itu, tentunya memiliki banyak tantangan demi menjaga produksi minyaknya tetap maksimal.
"Lapangan migas Rokan ini merupakan yang terbesar, dimana terlihat dari 25 persen produksi nasional yang berasal dari Rokan dan 30 persen produksi Pertamina dari PHR," kata Tri dalam paparannya di Digital & Innovation Center (DICE) PT PHR, Rabu, 25 Oktober 2023.
"Karenanya, sangat penting menjamin kelangsungan energi dari Rokan, dan ini yang menjadi salah satu tantangannya," ujarnya.
Dia menambahkan, tantangan lainnya yakni bahwa Blok Rokan ini memiliki 12.000 sumur minyak aktif, yang tersebar di 100 lapangan aktif. Dimana, area operasi Blok Rokan di Riau ini totalnya mencapai 6.200 kilometer persegi, dan meliputi 7 kabupaten/kota di Riau. Hal itu didukung dengan jaringan pipa mencapai 10.500 km, atau sekitar dua kali jarak Sabang-Merauke.
"Jadi bisnis ini memang berisiko tinggi. Apalagi terdapat hampir 40 ribu pekerja di Blok Rokan, sehingga tuntutan operasionalnya harus aman, handal, dan efisien," kata Tri.
Karenanya, dengan adanya sejumlah tantangan tersebut, Tim IT PHR pun memiliki tugas membuat bisnis di Blok Rokan menjadi berkelanjutan. Maka sejak peralihan Blok Rokan dari Chevron ke PHR, Tri memastikan bahwa penerapan teknologi digital juga terus ditingkatkan.
Penerapan teknologi digital itu pun dilakukan dalam berbagai aspek operasional, mulai dari mencari minyak di dalam tanah, penggunaan rig, pompa sumur, bahkan sampai proses pemisahan minyak, gas, dan air yang juga menggunakan teknologi digital.
"Semua proses ini tentu melibatkan banyak fungsi mulai dari drilling, operation maintenance, sampai corsec. Jadi sudah tidak mungkin lagi dilakukan secara manual, sehingga harus diterapkan digitalisasi. Maka divisi IT pun harus bekerja sama dengan masing-masing fungsi, untuk mengoptimalkan bisnis dengan semua teknologi yang kita punya," ujarnya.