Suharso Monoarfa Beberkan PR Capres-Cawapres 5 Tahun ke Depan
- VIVA/Natania Longdong
Jakarta – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengungkapkan, Pekerjaan Rumah (PR) calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk lima tahun mendatang. Sebab, PR itu merupakan gerbang mencapai target Indonesia emas 2045, menjadi negara maju.
Suharso mengatakan, gerbang emas untuk Indonesia menuju Indonesia emas itu ditentukan pada 2025-2029. Karena jika hal itu tidak bisa dipenuhi oleh pemimpin selanjutnya, maka Rencana Pengembangan Jangka Panjang (RPJP) akan kembali dikaji.
"Ini PR besar bagi bangsa ini. Hal ini bertepatan dengan pemilihan capres-cawapres, ini jadi isu yang penting sekali," kata Suharso dalam pertemuan dengan para pimpinan redaksi media dikutip Jumat, 20 Oktober 2023.
Suharso menjelaskan, untuk lima tahun ke depan para capres dan cawapres harus memperbaiki dua hal, yakni tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat. Sebab, dua hal itu menjadi menjadi penentu pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Suharso mengatakan, untuk memperbaiki modal sosial atau social capital. Pemimpin RI berikutnya hanya perlu melanjutkan gagasan yang sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi saat ini.
"Sudah banyak gagasan dilakukan di era Pak Jokowi, tinggal dilanjutkan saja. Kalau dua ini, pendidikan dan kesehatan berjalan baik maka target indonesia emas akan tercapai," imbuhnya.
Pun, sebelumnya Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan kriteria pemimpin Indonesia di masa selanjutnya ketika dia bertemu para pemimpin redaksi (pemred) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 10 Agustus 2023.
Jokowi menyebut Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani untuk menjaga kebijakan-kebijakan yang telah dibuat untuk memajukan bangsa, di antaranya terkait hilirisasi industri.
“Ke depan saya kira bukan tentang siapa presidennya, yang paling penting menurut saya sanggup enggak (untuk) konsisten terhadap apa yang sudah kita mulai ini, berani enggak, ini butuh keberanian,” kata Presiden dalam pertemuan.
Kepala Negara juga menyebut bahwa kebijakan berani yang dilakukan oleh Indonesia seperti hilirisasi industri nantinya akan menghadapi tantangan yang tidak mudah.
Presiden menyebut tantangan tersebut dapat berdampak terhadap ekonomi nasional sehingga diperlukan konsistensi untuk mempertahankan kebijakan yang telah ada.