Pemerintah Janjikan Harga Beras Bakal Turun Pekan Ini!
- VIVA/Anisa Aulia
Jakarta – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency, Arief Prasetyo Adi memastikan harga beras bakal turun dalam pekan ini. Arief mengatakan pemerintah melalui Bapanas dan Bulog akan turun langsung melakukan intervensi pasar atas melonjaknya harga beras.
"Dalam seminggu ini akan ada intervensi dari pemerintah," kata Arief dalam perbincangan di tvOne, Senin, 11 September 2023.
Menurut Arief, berdasarkan instruksi Presiden Jokowi, bahwa mulai bulan September ini akan disalurkan bantuan beras kepada 21,3 keluarga penerima manfaat (KPM).
Kemudian, pemerintah juga akan melakukan operasi pasar atau yang kini bernama Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP) secara masif dan langsung ke pasar-pasar tradisional maupun modern.
"Insya Allah mulai hari ini dibagikan 640 ton untuk 21,3 KPM. Berikutnya lagi gerakan pangan murah dilaksanakan, dulu namanya operasi pasar sekarang SPHP," ujarnya
Sebelumnya, Presiden Jokowi melakukan peninjauan di Gudang Bulog Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Senin, 11 September 2023. Kedatangan Presiden untuk mengecek gudang-gudang Bulog yang ada di beberapa daerah untuk memastikan ketersediaan stok beras.
Berdasarkan informasi, kata Jokowi, dalam gudang ada stok 1,6 juta ton beras dan sedang dalam perjalanan sebanyak 400 ribu ton. Sehingga, nantinya stok ketersediaan beras ada 2 juta ton.
"Biasanya stok kita itu hanya 1,2 juta, normal 1,2 juta. Ini kita memiliki 2 juta sehingga kita tidak usah khawatir," ujarnya.
Oleh sebab itu, Jokowi telah memerintahkan agar jajarannya memberikan bantuan pangan beras kepada masyarakat sejak 1 September 2023, dimana setiap bulannya kira-kira 210 ribu ton yang dikeluarkan oleh Bulog untuk bantuan pangan itu.
"Dan ini sudah dimulai terus September, Oktober, November. Kalau stoknya kita lihat masih (ada), nanti diteruskan lagi sehingga masyarakat jangan sampai terdampak dari kenaikan harga beras. Memang, di lapangan ada kenaikan meskipun inflasi kita masih terjaga di 3,2 persen," pungkasnya