Luhut Sebut Kebijakan Hilirisasi Nikel Bikin Ekonomi di 2 Provinsi Ini Meroket Jadi Belasan Persen
- Istimewa
Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, membeberkan sejumlah keberhasilan Indonesia dalam hilirisasi sumber daya alam (SDA). Kebijakan hilirisasi disebut turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi di sejumlah daerah hingga berkontribusi mengurangi angka kemiskinan di provinsi tersebut.
Luhut menceritakan, bukti keberhasilan hilirisasi yang terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah dan Maluku Utara, yang telah melakukan langkah hilirisasi SDA berupa nikel di wilayahnya masing-masing.
"(Hilirisasi) ini telah memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Padahal ini baru hilirisasi di satu jenis (sumber daya) saja, yakni bijih nikel, belum lagi yang lainnya," kata Luhut di acara Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023, kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis, 7 September 2023.
Melalui hilirisasi bijih nikel yang terdapat di kawasan Morowali, Luhut memastikan bahwa hal itu telah berkontribusi sangat signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Tengah.
Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi Sulteng Capai 11,7 Persen, Maluku Utara 12,9 Persen
Pada medio 2001-2014 saat hilirisasi belum dilakukan, rerata pertumbuhan ekonominya hanya sekitar 7,5 persen. Namun, sejak hilirisasi bijih nikel dilakukan mulai tahun 2015 hingga tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah meroket menjadi rerata 11,7 persen.
Hal serupa juga terjadi di Provinsi Maluku Utara, dengan kandungan nikel yang diolah di pusat pengolahan Pulau Obi. Dimana, pada medio 2001-2018 rerata pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut hanya mencapai 5,7 persen. Namun, sejak hilirisasi nikel dilakukan pada rentang 2019-2022, rerata pertumbuhan ekonomi provinsinya naik menjadi 12,9 persen.
Pangkas Angka Kemiskinan
Selain itu, lanjut Luhut, keberhasilan hilirisasi nikel di kedua provinsi itu juga telah berhasil memangkas angka kemiskinan di masing-masing daerah. Untuk Provinsi Sulawesi Tengah, jika pada 2007 tingkat kemiskinan berasa di atas 20 persen, maka pada 2022 lalu kondisinya sudah turun hingga berada di bawah angka 15 persen.
Sementara tingkat kemiskinan di Maluku Utara yang pada 2007 berada di level 10 persen, di tahun 2022 juga sudah turun menjadi di bawah 10 persen.
"Bahkan hilirisasi juga membuat investasi makin menyebar, tidak hanya di Pulau Jawa saja, melainkan juga di luar Pulau Jawa. Investasi di industri hilir luar Pulau Jawa saat ini mencapai 58 persen, dan di Pulau Jawa 42 persen," ujarnya.