United Tractors Bakal Lepas Ketergantungan Bisnis Batu Bara
- Dok. United Tractors
Jakarta – PT United Tractors Tbk tengah berinisiatif mengurangi ketergantungan bisnis dari sektor tambang batu bara. Sekarang ini, batu bara memberikan kontribusi sebesar 70 persen terhadap pendapatan perusahaan.
Sara K. Loebis, Sekretaris Perusahaan United Tractors (UNTR), mengatakan bahwa perusahaan akan secara bertahap mengarah ke bisnis lain selain batu bara.
“Kalau dilihat dari portofolio bisnis United Tractors, 70 persen masih datangnya dari bisnis yang terkait dengan batubara,” ujarnya saat acara Workshop Wartawan di kantor United Tractors, Cakung, Jakarta Timur, Rabu, 23 Agustus 2023.
Kata Sara, masih ada waktu hingga tahun 2030 dalam mengupayakan porsi tersebut. Lebih lanjut, ini bukan berarti bisnis batu bara menurun, namun UNTR berusaha menggenjot bisnis lain ke 50 persen.
“Kami masih punya waktu sampai dengan tahun 2030 untuk mengupayakan bahwa porsi tersebut, mungkin kita tidak bisa mengatakan turun ya, tapi yang bukan batu bara justru harus kita genjot naik. Kalau dari 30 persen, kita genjot mengarah ke 50 persen,” imbuhnya.
Meski begitu, UNTR tidak berniat untuk menghentikan bisnis yang telah ada. Sara menerangkan bahwa United Tractors kini mulai berinisiatif masuk ke bisnis lain, seperti emas dan nikel.
“Dan itu sebabnya, kami melakukan beberapa inisiatif baru masuk ke bisnis-bisnis non batu bara, itu dalam upaya untuk mengejar dari 30 persen ke 20 persen,” ungkapnya.
“Bisnis yang existing itu bukan berarti ditinggalkan,” imbuhnya.
Salah satu bisnis lain milik United Tractors yaitu emas. Melihat dari data, sampai bulan Juli 2023 produksi emas di tambang Martabe, Sumatera Utara sebanyak 126.000 ons.
Jumlah ini turun 25 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yaitu sebanyak 168.000 ons. Penurunan terjadi disebabkan perusahaan sedang fokus membangun fasilitas tailing storage.
Dijelaskan oleh Investor Relation United Tractors Ari Setyawan, produksi emas tahun depan ditargetkan bakal meningkat seiring dengan rampungnya fasilitas tailing storage.
“Tahun ini turun, tapi manajemen berharap ke depan setelah fasilitas ini selesai produksinya kembali meningkat. Manajemen berharap atau menargetkan tahun depan penjualan emas total itu sekitar 250.000 ons. Ini termasuk penjualan dari tambang emas yang akan kita operasikan tahun depan namanya Sumbawa Jutaraya, kami perkirakan kontribusinya sekitar 40.000 ons,” ujarnya.
Pada tahun 2025, tambang emas Sumbawa Jutara bakal ditargerkan meningkatkan produksinya menjadi sekitar 60.000 ons.
“Kemudian di tahun 2025 kami menetapkan target sekitar 300.000 ons emas. Di mana tambang emas Sumbawa Jutaraya diharapkan dapat meningkatkan produksinya menjadi sekitar 65.000 ons,” bebernya.
Selain emas, UNTR juga sedang dalam proses akuisisi perusahaan tambang nikel PT Stargate Pacific Resource (SPR) dan perusahaan smelter nikel PT Stargate Mineral Asia (SMA).
Diharapkan setelah proses akuisisi, UNTR dapat memproduksi produk nikel yang memiliki nilai tambah dari sekadar bijih atau ore.