Bertemu Presiden Kenya, Jokowi Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan hingga Investasi di Sektor Energi
- Biro Pers Sekretariat Presiden.
Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Kenya, William Ruto di State House, Nairobi, Republik Kenya pada Senin, 21 Agustus 2023. Dalam kesempatan itu, Jokowi menegaskan bahwa Indonesia terus komitmen memperkuat kerja sama dengan Kenya.
“Yang Mulia Presiden Kenya William Ruto, suatu kehormatan bagi saya berkunjung ke Kenya. Indonesia dan Kenya memiliki kedekatan histroris sejak Konferensi Asia Afrika tahun 1955 dan Gerakan Non Blok (GNB) tahun 1961. Kenya adalah sahabat penting Indonesia,” kata Jokowi.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi mengaku telah membahas beberapa hal, yakni peningkatan perdagangan yang mencapai US$507 juta di tahun 2022 dan perlu diperluas dengan penjajakan berbagai peluang-peluang lainnya.
“Indonesia dapat menjadi pintu masuk ke Kenya, ke ASEAN, dan Kenya dapat menjadi pintu masuk Indonesia ke sub sahara Afrika. Untuk itu, saya mendorong pembentukan preferential trade agreement sesegera mungkin,” ujarnya.
Kedua, kata Jokowi, Indonesia ingin meningkatkan investasi di Kenya, terutama sektor energi. Untuk itu, ia minta dukungan agar investasi Pertamina dengan Geothermal Development Company senilai US$1,5 miliar.
“Dengan Gunma Group dapat segera terealisasi dan diperluas di bidang energi baru terbarukan, serta perlunya dibentuk bilateral investment treaty antara kedua negara,” jelas dia.
Ketiga, Jokowi mengatakan kerja sama antara BPOM kedua negara dan kerja sama antara Bio Farma dan Biovacs bersama Generic Africa Ltd mengenai vaksin dan produk farmasi. “Saya harap dapat diperluas untuk produk obat dan produk farmasi lainnya,” ungkapnya.
Keempat, Jokowi telah menyampaikan komitmen Indonesia melalui Indonesia Aid untuk Kenya di bidang kesehatan, ketahanan pangan, penanganan bencana dan ke depan ini akan terus ditingkatkan khususnya untuk sektor yang menjadi prioritas Kenya.
Kelima, lanjut Jokowi, dalam kondisi ketidakpastian global saat ini, sudah saatnya memperkokoh kembali spirit Bandung antara negara-negara di global south, sudah saatnya dunia mendengarkan suara, dan kepentingan negara-negara berkembang termasuk hak untuk melakukan lompatan pembangunan.
“Yang Mulia, kunjungan ini telah menghasilkan kerja sama yang konkret, tiga kerja sama antar-pemerintah, delapan kerja sama antara BUMN dan swasta. Sata harap ini dapat segera terealisasi. Saya mengundang Presiden Ruthe untuk berkunjung ke Indonesia,” tutupnya.