Genjot Bisnis dengan Penerapan ESG, Pupuk Kaltim Ikut Benahi Ekosistem Laut
- Dokumentasi Pupuk Kaltim.
Jakarta – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) terus menggenjot bisnis perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Environment, Social dan Governance (ESG). Salah satunya dengan turun tangan dalam program Konservasi Taman Laut dan Sarana Media Terumbu Karang (Kilau Samudera).
Program ini mengusung konsep pemberdayaan masyarakat untuk perbaikan ekosistem perairan dan terumbu karang, sekaligus mendorong kemandirian dengan mengedepankan kemanfaatan melalui cakupan yang lebih luas di Kota Bontang. Dengan sasaran utama mengubah pola pikir masyarakat nelayan untuk menghentikan aktivitas Penangkapan Ikan Tidak Ramah Lingkungan (PITRAL).
Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo mengungkapkan, program yang diinisiasi sejak 2017 ini berangkat dari keprihatinan Pupuk Kaltim terhadap maraknya aktivitas PITRAL di perairan Bontang, yang sangat berdampak terhadap kesinambungan ekosistem dan biota laut.
“Melalui program ini, Pupuk Kaltim tidak hanya menitikberatkan pada konservasi perbaikan terumbu karang di perairan Bontang, tapi juga merangkul masyarakat yang awalnya pelaku PITRAL menjadi motor utama penggerak program melalui kelompok dengan nama Kimasea di Kelurahan Loktuan Bontang Utara," ujar Budi dikutip dari keterangannya, Sabtu, 19 Agustus 2023.
Dia mengatakan, klompok ini juga berperan dalam mengajak nelayan di Kota Bontang mengentaskan persoalan rusaknya ekosistem perairan. sehingga kesadaran masyarakat dalam menjaga perairan sebagai tanggungjawab bersama turut meningkat.
Pembinaan ditujukan untuk menumbuhkan kesadaran nelayan dalam menjaga ekosistem perairan, dengan mendorong aksi nyata penyelamatan ekosistem perairan tanpa ada lagi aktivitas destruktif dalam penangkapan ikan.
"Lima tahun pembinaan, kelompok Kimasea mampu mendirikan usaha pembuatan media terumbu karang berbagai model, dengan total 14 anggota. Mereka tidak hanya melayani kebutuhan untuk program konservasi Pupuk Kaltim, tapi juga memasok berbagai pesanan dari pemerintah, lembaga, maupun perusahaan lain di Kota Bontang," lanjut Budi
Lebih lanjut menurutnya, anak usaha Pupuk Indonesia tersebut hingga saat ini telah meletakkan 6.822 media terumbu seluas 8.356 meter persegi, serta berhasil memunculkan tutupan terumbu seluas 3.557 m persegi. Program konservasi dilakukan menggunakan media terumbu buatan dan transplantasi di perairan Tobok Batang Kota Bontang.
Partisipasi aktif kelompok Kimasea secara bertahap turut mengubah pola pikir nelayan yang meninggalkan pola tangkap tidak ramah lingkungan, serta beralih melakukan penangkapan hasil laut dengan lebih bertanggung jawab. Hal ini pun memberikan dampak ekonomi yang cukup signifikan. Di mana dari hasil kajian Social Return On Investment (SROI) tahun 2022, setiap anggota kelompok mampu mendapatkan tambahan pendapatan sebesar Rp 70 juta per tahun.
Melihat manfaat yang dihasilkan, Pupuk Kaltim pun memperluas program melalui pembentukan kelompok baru sejak 2022, dengan nama Karaka di Kelurahan Bontang Kuala. Hingga kini, dua kelompok binaan tersebut secara aktif terus meningkatkan partisipasi dan peran dalam menekan aktivitas PITRAL di perairan Bontang, serta mengembangkan kapasitas anggota untuk menggiatkan langkah konservasi terumbu secara berkelanjutan.
"Hal ini juga bentuk komitmen Pupuk Kaltim terhadap empat pilar SDGs melalui konsep pembinaan berkelanjutan, mengingat kesejahteraan masyarakat juga fokus dari pengembangan program konservasi terumbu yang dikembangkan melalui manfaat TJSL," kata Budi.
Upaya Pupuk Kaltim diganjar empat penghargaan kategori Platinum (Bintang 5) sebagai apresiasi tertinggi pada ajang TJSL dan CSR Award 2023 Majalah BUMN Track bekerja sama Indonesia Shared Value Institute (ISVI). Pupuk Kaltim dinilai mampu mengoptimalkan peran terhadap empat pilar SDGs, yakni kategori Platinum Pilar Sosial, Ekonomi, Lingkungan, Hukum dan Tata Kelola, yang terangkum pada program Konservasi Taman Laut dan Sarana Media Terumbu Karang (Kilau Samudera).
"Hal ini sekaligus bentuk penciptaan nilai tambah yang direalisasikan Pupuk Kaltim dalam mendorong ekosistem supply chain, guna mendukung praktik ekonomi sirkular dengan mengedepankan aspek pemberdayaan masyarakat yang merujuk pada empat pilar SDGs," ujar Budi.