Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan Oleh Pelaku Usaha ASEAN-Kanada Diperkuat

Delegasi ASEAN-BAC
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta – Terobosan dilakukan dalam rangka memperkuat kerja sama ekonomi hingga perdagangan dan investasi, oleh para pelaku usaha negara ASEAN dengan Kanada. Itu dijelaskan Wakil Ketua ASEAN-Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Bernardino Vega.

Kolaborasi yang dilakukan tersebut, menitik beratkan atau fokus pada digitalisasi dan juga perdagangan. Pelaku usaha ASEAN membidik sektor transformasi digital, memfasilitasi perdagangan, juga investasi ke Kanada.

“Di bidang transformasi digital, ASEAN-BAC siap memfasilitasi investor dari Kanada dan juga negara-negara di seluruh dunia agar terhubung dengan perusahaan startup, teknologi, dan infrastruktur digital di ASEAN,” kata Dino dalam keterangannya, saat memimpin delegasi ASEAN-BAC pada kunjungan ke Kanada, dikutip Selasa 25 Juli 2023.

Delegasi berada di Toronto dan Montreal 18-20 Juli 2023. Mereka roadshow  kepemimpinan Indonesia pada ASEAN-BAC 2023. Sebelumnya sudah ke Malaysia, Filipina, Singapura, Myanmar, Inggris, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.

Delegasi melakukan pertemuan dengan pejabat pemerintah Kanada dan pelaku usaha. 
Ia juga secara khusus mengajak pejabat pemerintah dan para pelaku usaha menghadiri ASEAN Business Investment Summit (ABIS) 2023 dan Asean Business Awards (ABA) 2023. Gelaran ini akan digelar di Jakarta, 3-4 September 2023. 

Untuk diketahui, ASEAN-BAC ke Kanada berusaha memfasilitasi program pelatihan, dan inisiatif berbagi pengetahuan antar bisnis, lembaga penelitian, dan hub teknologi di negara-negara ASEAN maupun Kanada. 

Untuk Indonesia khususnya, transformasi digital telah dilakukan berbagai perusahaan ternama seperti PT Astra International Tbk, Indika Energy, Sinar Mas, Bakrie Group, East Ventures, dan Mayora Group.

“Kami siap mendidik tenaga kerja terampil di bidang teknologi digital serta mendorong inovasi lintas budaya. Diperlukan insight mengenai kerangka hukum, kepatuhan pada  aturan, dan tren industri yang berlaku di setiap negara. Pelaku bisnis di ASEAN harus memiliki kemampuan untuk menavigasi kompleksitas transformasi digital secara efektif,” jelas Dino.

Pentingnya Mendorong CEPA dan Kembangkan Kerjasama Perdagangan

Roadshow yang dilakukan di Kanada ini juga menjadi momentum ASEAN-BAC mendorong adanya ASEAN - Kanada Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan Indonesia - Canada CEPA (ICA-CEPA). 

"CEPA perlu untuk didorong agar aktivitas perdagangan antara ASEAN dan Kanada dan Kanada dengan Indonesia bisa terus terjalin baik dan semakin meningkat," ujar Dino.

Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan RI, perdagangan antara Kanada dan Indonesia nilainya mencapai 4,28 miliar dolar AS. Komoditas ekspor utama Kanada ke Indonesia adalah sereal dengan nilai 511,37 juta dolar AS dan untuk komoditas utama Indonesia ke Kanada adalah karet dengan nilai 195,34 juta dolar AS. 

Melihat angka tersebut, diharapkan adanya ratifikasi ICA-CEPA, kerja sama perdagangan dan investasi di bidang seperti ekonomi digital, barang yang bernilai tambah dari pertambangan, hingga sektor pendidikan dapat berjalan lebih banyak.

Sedangkan Ketua ASEAN-BAC, Arsjad Rasjid, mengaku kalau yang dilakukan ini sebagai upaya menghadapi perlambatan ekonomi global. Jelasnya, kawasan ASEAN terus memperkuat kerja sama di bidang perekonomian seiring dirampungkannya putaran kelima perundingan ASEAN-Canada Free Trade Agreement (ACAFTA), pada 2 Juni 2023.  

Jelas dia, perundingan mencapai kemajuan yang cukup substantif pada pembahasan 19 isu perdagangan barang, jasa, dan investasi.

“Saya optimistis perundingan ini akan rampung pada tahun ini,” ujar Arsjad.

Kanada menjadi mitra yang penting bagi ASEAN. Terutama bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi. Ia menyebutkan, Indonesia sebagai bagian dari ASEAN menjadi contoh konkret eratnya hubungan dengan Kanada. 

“Pada tahun 2022, Kanada tercatat sebagai investor asing peringkat ke-15 di Indonesia. Investasi Kanada di Indonesia selama kurun waktu 2018-2022 tercatat sebesar US$ 964,5 juta yang tersebar di 761 proyek. Ini patut diapresiasi,” jelas Arsjad.

Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan Group CEO Indika Energy, menjelaskan bahwa pihaknya memberi dukungan untuk pengembangan pada sektor teknologi.

“Hal ini sejalan dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja untuk hasil yang optimal. Teknologi menjadi salah satu kunci dalam mewujudkan keberlanjutan,” katanya.

Sedangkan bagi Sinar Mas, perkembangan teknologi digital adalah sebuah peluang besar untuk melakukan lompatan yang juga besar.

"Kita harus melihat teknologi sebagai kesempatan untuk leapfrog. Di era Revolusi Industri 4.0, lonjakan eksponensial hanya dapat dicapai dengan penerapan teknologi,” kata Franky Oesman Widjaja, Chairman & CEO Sinar Mas Agribusiness and Food.