Sumber Energi Mobil Listrik Masih dari Energi Batu Bara, Kementerian ESDM Buka Suara
- M Yudha P / VIVA.co.id
VIVA Bisnis – Maraknya wacana soal pemanfaatan electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik baik roda empat maupun roda dua, dalam konteks mengurangi emisi karbon di udara, masih ramai dikritisi oleh sejumlah pihak.
Hal itu antara lain karena konteks green energy atau energi hijau yang kerap digembar-gemborkan terkait wacana EV tersebut, justru masih banyak yang berasal dari pembakaran batu bara di PLTU-PLTU milik PLN sebagai pemasok listrik nasional.
Merespons hal tersebut Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Harris, tak membantah mengenai adanya fenomena miris tersebut.
Dengan catu daya yang energi listriknya masih bersumber dari PLTU berbahan bakar batu bara, Harris mengakui bahwa penggunaan kendaraan listrik saat ini hanya memindahkan emisi dari jalan-jalan yang dilalui kendaraan listrik tersebut ke kawasan pembangkit listriknya.
"Per hari ini, pengisian baterai dari kendaraan listrik jika menggunakan grid PLN, memang benar-benar belum green secara menyeluruh. Tapi hanya memindahkan emisi dari jalan ke pusat pembangkit listrik tersebut," kata Harris di kawasan SCBD, Jakarta, Senin, 5 Juni 2023.
Meski demikian, Harris menegaskan bahwa sebenarnya Pemerintah saat ini juga sudah memiliki program Net Zero Emission (NZE), untuk mentransisikan energi dari energi fosil menuju kepada energi hijau. Salah satu upayanya yakni dengan penyusunan rencana untuk mengganti semua pembangkit yang ada secara nasional, dengan pembangkit EBT sebelum tahun 2060.
Dia berharap, nantinya charging port untuk kendaraan listrik yang tersedia di publik saat itu, sudah akan mampu untuk menyuplai listrik atau energi hijau 100 persen.
"Sehingga listrik yang dipakai oleh kendaraan-kendaraan listrik itu akan beroperasi secara full green (energy) jika terkoneksi dengan grid PLN," kata Harris.
Namun, lanjut Harris, saat ini bukan sebuah hal yang mustahil untuk bisa mencapai green energy 100 persen, dalam pemanfaatan kendaraan listrik tersebut. Karena, saat ini pembukaan charging station khusus new renewable energy atau EBT juga sudah marak dilakukan oleh sebagian masyarakat.
"Tapi mungkin sifatnya masih private. Sehingga nanti mungkin juga bisa dibuatkan usaha yang memang khusus untuk menyediakan layanan 100 persen green energy. Bisa saja nanti ada yang seperti itu," ujar Harris.
"Jadi masih terbuka luas peluang-peluang yang bisa dilakukan, untuk mengakselerasi kendaraan listrik agar bisa beroperasi dengan 100 persen green energy," ujarnya.