Gelombang Kartu Prakerja Dibuka Tiap 2 Minggu Mulai Juni 2023, Intip Ketentuannya

Kartu Prakerja.
Sumber :
  • M Yudha P / VIVA.co.id

VIVA Bisnis  – Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari mengatakan, mulai awal Juni 2023 para pendaftar di situs http://prakerja.go.id dapat bergabung pada tiap gelombangnya setiap dua minggu sekali.

Pendaftaran dengan ketentuan tersebut akan dimulai pada Jumat, 2 Juni 2023 pukul 12.00 WIB, dan akan ditutup pada hari Senin, 5 Juni 2023 pukul 23.59 WIB. Denni mengaku, hal ini bertujuan agar peserta dapat kepastian terkait pembukaan gelombang, dan penetapan peserta dengan jadwal yang lebih pasti dan mudah diingat.

"Dengan dibuka gelombang dan ditetapkannya peserta setiap dua mingguan, para peserta yang belum lolos jadi tidak lupa untuk terus ikut gabung secara reguler," kata Denni di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu, 31 Mei 2023.

Alumni Program Kartu Prakerja di NTB.

Photo :
  • Dokumentasi Kemenko Ekonomi.

Dia memastikan, hanya dengan satu kali klik saja, hal itu sudah memastikan para pendaftar prakerja untuk ikut diperhitungkan dalam penetapan peserta di gelombang berikutnya.

Denni menegaskan, Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja juga akan terus berupaya untuk mewujudkan visi program,
bahwa pendidikan itu tidak berhenti pada dunia sekolah saja melainkan terus berjalan sepanjang hayat.

"Karena dengan bekal pendidikan dan pelatihan, angkatan kerja Indonesia dapat terus bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif," ujar Denni.

Selain itu, Denni juga memastikan bahwa pelaksanaan Program Kartu Prakerja pada tahun 2023 ini akan berbeda, dari pelaksanaan-pelaksanaan di tiga tahun sebelumnya yang menjalankan misi untuk menyalurkan bantuan sosial.

Presiden Jokowi dan peserta kartu prakerja.

Photo :
  • VIVA/Anwar Sadat

Sementara di tahun ini, prakerja fokus kepada tujuan peningkatan keahlian angkatan kerja, dengan memberikan pelatihan-pelatihan untuk pekerjaan yang masih sangat dibutuhkan oleh dunia kerja. Hal ini mengacu kepada laporan Critical Occupation List, Indonesia Occupation Task and Skills, dan beberapa referensi lainnya terbitan Bappenas, Bank Dunia, dan World Economic Forum.

"Moda pelatihannya yang semula menggunakan moda self-paced learning atau video pembelajaran, kini berganti menjadi kelas webinar dan pertemuan tatap muka," ujarnya.