Warga Pandeglang Teriak Gas Elpiji 3 Kg Langka, Pertamina Ungkap Penyebabnya

Gas Elpiji 3 kg
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Bisnis – Gas LPG 3 kilogram (kg) atau gas melon mengalami kelangkaan di Kabupaten Pandeglang, Banten. Masyarakat juga mengeluhkan soal harga gas yang ikut melambung akibat kelangkaan LPG 3 kg itu.

Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan mengatakan berdasarkan pengecekan yang dilakukan tidak terjadi kelangkaan LPG di Pandeglang Banten.

"Saya cek tidak ada kelangkaan karena kalau langka berarti barangnya sama sekali tidak ada," kata Eko saat dihubungi VIVA Kamis, 4 Mei 2023.

Eko mengatakan, pihaknya bersama Pemerintah Daerah (Pemda) pada Selasa, kemarin baru saja melakukan pengecekan terkait ketersediaan LPG 3 kg di Pandeglang, Banten. "Laporannya tidak demikian (LPG 3 kg langka), dan Selasa juga ada pengecekan bersama dengan Pemda," ujarnya.

Kendati demikian, Eko menjelaskan, pada H-2 dan H-1 Lebaran kemarin, memang terjadi keterlambatan supply gas akibat padatnya arus lalu lintas mudik.

Tabung gas elpiji 3 kg atau tabung melon/Ilustrasi.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

"Kalau H-2 dan H-1 Lebaran memang sempat ada keterlambatan supply karena padatnya lalu lintas sebagai dampak arus mudik. Tapi setelah itu sampai sekarang sudah lancar dan pasokan serta stok aman dan mencukupi kebutuhan masyarakat," jelasnya.

Pun, dia menyatakan, untuk saat ini ketersediaan LPG 3 kg di pangkalan terpenuhi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. "Masyarakat untuk mendapatkan LPG bisa langsung ke pangkalan resmi dan harganya pasti sesuai dengan HET," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, warga di Kabupaten Pandeglang, Banten, mengeluhkan kelangkaan gas LPG 3 kg dalam beberapa hari terakhir. Jikapun menemukan di warung atau pedagang eceran, harganya melambung mencapai Rp 30 ribu per buahnya.

"Sekitar empat hari sebelum lebaran mulai susah nyari (gas LPG 3 kilogram) sampai sekarang masih susah," ujar Usep, warga Desa Banjarnegara, Kecamatan Pulosari.

Dia mengaku sudah tidak dapat menemukan gas melon tersebut, sehingga dia harus mencari ke kecamatan lainnya. Meski kerap kali setelah berkeliling ke kecamatan tetangga, dia pulang dengan tangan kosong.

Kalaupun mendapatkan gas bersubsidi itu, Usep harus merogoh kocek lebih dalam lagi, karena harganya yang melambung tinggi.

Selain itu, pedagang eceran juga terpaksa berhenti berjualan, karena tidak adanya stok yang dia dapat. Bahkan untuk memasak pun harus berpikir keras, lantaran sulitnya mendapatkan gas LPG 3 kg.

Ade, pemilik warung kelontong di Desa Menes, Kecamatan Menes bercerita kalau dia sempat bertanya ke agen gas LPG 3 kg, dia mendapatkan jawaban bahwa pasokan gas subsidi itu sedang sulit didapatkan.

"Enggak ada barangnya, udah dua hari (enggak jualan), boro-boro mau jualan, ini mau masak aja enggak ada gas. Saya sempat nanya (ke agen), katanya langka dari sana nya, enggak tahu di sana itu dimana," ujar Ade.