Soimah Ngaku Pernah Didatangi Orang Pajak Bawa Debt Collector, Begini Respons Kemenkeu

Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo.
Sumber :
  • istimewa

VIVA Bisnis – Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo turut memberikan sebuah respons atas pernyataan dari artis Soimah. Soimah mengaku pernah didatangi pegawai pajak dengan membawa debt collector sambil menggebrak meja.

Prastowo mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan di lapangan terkait dengan peristiwa yang dialami artis ternama Soimah.

"Terima kasih kepada mbak @showimah untuk kritiknya kepada Kantor Pajak. Saya sdh mengumpulkan fakta lapangan, data administrasi, dan kesaksian para petugas pajak. Demi informasi yg berimbang bagi publik, perkenankan besok pagi saya jelaskan ini," ujar Prastowo seperti dikutip dari akun twitter resminya @prastow, Sabtu 8 April 2023.

Ia pun juga menyebutkan bahwa berdasarkan pelaporan yang ada pada Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) orang pribadi, ternyata telah naik sebanyak tiga persen. Pelaporan SPT itu tertera per tanggal 31 Maret 2023.

"Pelaporan SPT orang pribadi per 31 Maret 2023 naik 3%. Terima kasih kepada para pembayar pajak," kata dia.

Sebelumnya, pedangdut Soimah baru-baru ini gemparkan publik lantaran cerita pernah mengalami kejadian tak menyenangkan. Rumahnya pernah didatangi oknum petugas pajak bersama debt collector sampai gebrak meja.

Tak hanya sekali, Soimah mendapat perlakuan buruk tersebut beberapa kali. Seperti halnya pada tahun 2015 lalu, ia pernah didatangi oknum pajak buka pagar tanpa permisi. Soimah malah dikira mau kabur.

“Tahun 2015, datang ke rumah orang pajak buka pagar tanpa kulonuwon (permisi) tiba-tiba di depan pintu yang seakan-akan saya mau melarikan diri,” cerita Soimah dikutip dari program YouTube Blakasuta, Jumat, 7 April 2023.

Soimah

Photo :
  • YouTube mojokdotco

Soimah mengaku jika dirinya selalu dicurigai oleh petugas pajak atas apapun yang ia lakukan. Bahkan, ia sampai di suruh dimintai tanda bukti soal pengeluarannya.

“Waktu itu awal-awal sukses, kalau banyak uang, tugas saya yang pertama ya membahagiakan keluarga, membantu keluargaku, masak bantu keluarga enggak boleh? Dijaluki (dimintai) nota mas,” kata Soimah. 

“Lha masak aku bantu saudara-saudara pakai nota, jadi enggak percaya 'masak bantu saudara segini besarnya', yo sak karepku to (terserah aku dong). Jadi harus pakai nota, itu satu udah dari tahun 2015,” imbuhnya. 

Selain itu, soal pembelian rumah. Harga rumah juga dipersoalkan oleh orang pajak. Ia pun harus berantem dengan suaminya setiap tahun karena mengurus nota yang diminta oleh orang pajak.

Terbaru yang selalu dicurigai orang pajak yaitu soal pembangunan pendoponya. Diketahui bahwa pendopo tersebut untuk rekan-rekan pekerja seni lainnya. Orang-orang pajak tersebut sampai mengukur detail dari bangunan tersebut.

“Ini pendopo yang selalu di curigai. Pendopo belum jadi, udah dikelilingi sama orang pajak. Didatangi, diukur, dari jam 10.00 pagi sampai jam 05.00 sore, ngukuri pendopo,” terang Soimah. 

“Ini tuh orang pajak atau tukang? Kok ngukur jam 10.00 pagi sampai 05.00 sore, arep ngopo (mau ngapain). Akhirnya pendopo itu di appraisal hampir Rp 50 miliar, padahal saya yang bikin aja belum tahu total habisnya berapa,” tambahnya. 

Saat tahu pendopo yang dibangunnya dinilai hampir Rp 50 miliar, Soimah bingung antara mau sedih atau senang. 

“Di sisi lain saya sedih, kok bisa begitu, di sisi lain saya senang. Senangnya gini, kalau itu laku Rp 50 miliar, tukunen, aku untung nanti aku baru bayar pajak, tukunen nek payu ( beli kalau laku) Rp 50 miliar,” beber Soimah.

Terakhir, yaitu habis kejadian pajak yang viral pada Maret lalu. Ia bercerita bahwa pekerjaannya sebagai dagelan di TV malah dianggap serius oleh orang pajak. Seperti dagelannya di acaranya yang sebagai juragan. Gunung, SPBU, tanah, dan segala macam yang ia perankan itu malah dianggap nyata.

“Saya kerja hasil jerih payah, proses panjang, keringat saya sendiri, bukan hasil maling, bukan hasil korupsi, kok saya diperlakukan seakan-akan saya ini ba*an, saya ini koruptor,” bebernya.

Soimah juga mengungkap sikap oknum petugas pajak yang mendatangi rumahnya di Jogja bersama debt collector. Dia dituding sengaja menghindari petugas pajak karena selalu tidak ada di rumah. Padahal Soimah memang sedang bekerja di Jakarta.

“Jadi posisi saya sering di Jakarta, di rumah alamat KTP kan ditempat mertua saya, selalu didatangi, bapak selalu dapat surat, bapak kan pikiran terus, enggak ngerti apa-apa,” ucap Soimah.

“Akhirnya datang orang pajak ke tempat kakak saya, kakaknya mas Koko, bawa debt collector, bawa dua, gebrak meja, itu di rumah kakak saya,” lanjutnya.

Meski mendapat perlakuan tersebut oleh orang-orang pajak, ia tetap komitmen untuk bayar pajak. Ditanya soal disuruh jadi brand ambassador perpajakan, misalnya, Soimah ogah.