Ekonomi RI Terus Pulih, BRI Pede Kinerja 2023 Capai Target

Gedung BRI
Sumber :
  • Corporate Secretary BRI

VIVA Bisnis – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, berkode saham BBRI pede kinerja perseroan akan mencapai target pada tahun ini meski tidak setinggi 2022. Optimisme itu dipicu oleh kondisi ekonomi yang terus melanjutkan pemulihan.

“Kita melihat bahwa hampir semua faktor-faktor makroekonomi itu sudah price in di dalam rencana kerja perusahaan,” ujar Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno K dalam konferensi pers, Senin, 13 Maret 2023.

Pertumbuhan Kredit Ditargetkan Capai 10-12 Persen

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh BRI. (ilustrasi)

Photo :

Ia menargetkan, pada 2023 ini kredit akan tumbuh di kisaran 10 persen-12 persen. Pertumbuhan kredit itu menurutnya akan diiringi dengan kualitas kredit yang terjaga. Dalam hal ini rasio Non Performing Loan (NPL) di kisaran 2,6 persen- 2,8 persen, dan cost of credit di level 2,2 persen-2,4 persen.

Viviana menyatakan, BRI juga akan memperkuat perbankan ritel. Penguatan itu dilakukan dengan fokus pemenuhan sumber dana murah (Current Account Saving Account/CASA) yang berkelanjutan, sehingga dapat menjaga cost of fund.

“Pertumbuhan yang berkualitas dalam hal ini termasuk bagaimana BRI bisa mengakselerasi sumber-sumber pertumbuhan baru termasuk potensi yang ada di ultra mikro bersama Pegadaian dan PNM (Permodalan Nasional Madani),” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, pihaknya telah memiliki skenario ekonomi terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi di 2023.

Pertama jelasnya, jika ekonomi pulih, inflasi naik dan kredit memburuk, perusahaan akan memonitor kualitas pinjaman dan mempertahankan coverage ratio.

“BRI juga akan melakukan enhancement risk model dan loan portfolio risk model dan tetap melakukan optimalisasi,” kata Sunarso.

Kemudian, apabila ekonomi pulih, inflasi terkendali, dan kualitas kredit membaik, maka BRI akan mengendurkan portofolio pinjaman sebagai pedoman untuk tumbuh agresif. Perusahaan juga menurunkan coverage ratio dan enhancement risk-based pricing.