Distribusi 400 Juta Dosis Vaksin COVID-19, Bio Farma Perkokoh Ekspansi di Pasar Asing

Bio Farma memperkokoh ekspansi di pasar asing
Sumber :
  • Adi Suparman (Bandung)

VIVA Bisnis - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bio Farma memastikan kapasitasnya bersaing di kancah Internasional dalam persaingan pasar industri Healtcare. Distribusi 400 juta vaksin COVID-19 ke 17 ribu pulau di Indonesia jadi salah satu portofolio Bio Farma memperkokoh ekspansi di pasar asing.

Dalam ekpansinya, Bio Farma bergabung dalam Global Standard 1 atau GS1 dan masuk jajaran board member SG1 Indonesia. Untuk diketahui, GS1 merupakan organisasi nonprofit berskala multinasional. Sistem GS1 adalah salah satu sarana mengidentifikasi produk atau jasa dari Indonesia dengan standar global. 

Bio Farma memperkokoh ekspansi di pasar asing

Photo :
  • Adi Suparman (Bandung)

Tidak hanya itu, setiap produk dari Bio Farma juga akan memiliki Global Trade Item Number (GTIN) atau nomor barang dagang global, yaitu ID unik sebuah produk yang diakui secara internasional.

Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, kerja sama ini merupakan lompatan yang besar. Sebab, penggunaan standar GS1 ini akan berdampak positif pada sisi ekspor atau pun ketahanan kesehatan nasional. ”Ini menjadi awal yang baik untuk menatap Ketahanan Kesehatan Indonesia dan industri farmasi internasional,” ujar Honesti, Rabu 8 Februari 2023.

Honesti menilai, pandemi mengubah pola sistem perekonomian di bidang kesehatan. ”Dengan digitalisasi, Bio Farma bisa mendistribusikan 400 juta dosis vaksin, ke 17 ribu pulau di Indonesia secara realtime, by name, by address hingga kapan vaksin tersebut disuntikkan ke penerima,” katanya.

Bio Farma dinilai tidak hanya mendistribusikan vaksin, tapi menyajikan data lengkap ke pemerintah dalam pendataan Kesehatan penduduk Indonesia. Direktur Transformasi dan Digital Bio Farma, Soleh Ayubi, menyampaikan bahwa dengan kerja sama yang dijalin dengan GS1, sejalan dengan objective Bio Farma untuk semakin berperan dalam industri global healthcare. 

Bio Farma akan lebih mudah dalam aktivitas ekspor ke berbagai negara dengan aman dan dipercaya karena memiliki penomoran yang spesifik sehingga produk dan layanannya tidak bisa dipalsukan dengan Global Trade Item Number (GTIN). Sebab, WHO pada 31 Desember 2021 sudah mewajibkan seluruh industri untuk menerapkan standar SG1.

”Standarisasi global di GS1 ini menjadi rujukan dunia untuk 115 negara yang sudah terasosiasi. Terlebih lagi, WHO tidak hanya mewajibkan negara industri yang mengekspor, tapi negara penerimanya pun menerapkan standar yang sama,” urainya sambil menambahkan, Bio Farma sudah menerapkan standar SG1 sejak 2015.

Sementara itu, kiprah Bio Farma dalam global healthcare ini juga juga menempatkan wakilnya Vice President Distribusi dan Layanan Penjualan PT Bio Farma, Yudha Bramanti sebagai board member GS1 Indonesia. 

”Mudah-mudahan ini menjadi kolaborasi yang lebih baik lagi ke depan. Harapan besarnya, Bio Farma makin maju lagi memainkan peran lebih besar di nasional dan pasar global dan,” tegas Yudha.