Durian Runtuh Harga Komoditas, PNBP Sektor ESDM 2022 Tembus Rp 351 Triliun

Menteri ESDM Arifin Tasrif (tengah) beserta jajaran pejabat Kementerian ESDM.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA Bisnis – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tarif melaporkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor ESDM di tahun 2022. Nilainya mencapai Rp 351 triliun atau mencapai 138 persen dari target sebesar Rp 254 triliun.

"Akibat adanya windfalls di 2022 di mana harga komoditas meningkat cukup signifikan, sehingga capaiannya melampaui yang sudah kita targetkan," kata Arifin dalam konferensi pers di kantornya, Senin, 30 Januari 2023.

Menteri ESDM Arifin Tasrif di Gedung Sarulla Kementerian ESDM.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia

Meski demikian, Arifin memperingatkan perlunya upaya antisipasi guna mewaspadai penurunan harga-harga komoditas yang trennya diperkirakan bakal berakhir di tahun 2023 ini.

"Karena kalau kita lihat, beberapa komoditas menunjukkan tidak setinggi tahun sebelumnya," ujarnya.

Produksi Batu Bara Naik 12 Persen

Kapal Tongkang membawa batu bara melintasi Sungai Batanghari

Photo :
  • ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

Selain itu, Arifin juga melaporkan bahwa produksi batu bara di 2022 mencapai sebanyak 687 juta ton, atau naik 12 persen dari capaian di 2021 yang sebesar 614 juta ton. Capaian ini bahkan telah melampaui target 2022 sebesar 663 juta ton, atau sekitar 104 persen.

"Dari target 663 juta ton, produksi kita ternyata meningkat menjadi 687 juta ton sehingga melampaui target tersebut," ujar Arifin.

Dia menjelaskan, capaian itu ditopang oleh peningkatan produksi batu bara di dalam negeri, di mana pada 2022 permintaan konsumsinya di Tanah Air juga turut meningkat.

Arifin merinci, kebutuhan batu bara dalam negeri pada tahun 2022 mencapai sebesar 193 juta ton, atau 116 persen dari target 166 juta ton. Jika dibandingkan kebutuhan batu bara di dalam negeri pada 2021 yang sebesar 133 juta ton, maka peningkatan permintaan batu bara dalam negeri pada 2022 tercatat meningkat sebesar 45 persen.

"Jadi kalau kita lihat di domestik juga konsumsi batu baranya meningkat, dari target 166 juta ton menjadi 193 juta ton," ujarnya.