Indonesia Masuk Tahun Politik, Bagaimana Dampaknya ke Investasi?
- ANTARA FOTO/Yusran Uccang
VIVA Bisnis – Indonesia memasuki tahun politik pada 2023 dan 2024. Pemilihan Umum (Pemilu) yang salah satunya pemilihan presiden akan diselenggarakan pada tahun depan. Lalu apa pengaruhnya ke ekonomi Indonesia, khususnya investasi?
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro menyatakan, tahun politik bagi investasi Indonesia memiliki pengaruh yang positif. Hal itu karena Indonesia memiliki citra stabilitas politik yang baik.
Andry mengatakan, sebetulnya fundamental politik di Indonesia tidak ada yang berubah sejak era reformasi. Karena tahun politik di Indonesia justru akan menjadi nilai jual yang tinggi kepada investor untuk berinvestasi.
"Indonesia bisa jaga stabilitas politik, iklim politik. Itu bisa membuat harapan untuk tetap spending, kalau spendingnya bagus inventor bisa lihat Indonesia positif nih," kata Andry kepada wartawan, dikutip Rabu, 25 Januari 2023.
Andry menuturkan, itu berbanding terbaik dengan tahun politik di negara Brasil yang menyebabkan kekacauan. Kekacauan itu berpengaruh kepada investasi yang menurun.
"Coba bayangin you have Rp 1 triliun terus politiknya gonjang-ganjing tenang enggak tuh naro itu? Itu yang Indonesia bisa jual, stabilitas politik 2023 bahkan spending yang meningkat," jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong seluruh pihak untuk terus menjaga stabilitas politik dan keamanan dalam memasuki tahun politik 2024. Di samping itu, Presiden juga mewanti-wanti agar jalannya pesta demokrasi tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional.
“Jangan sampai kegentingan global ini ada, kemudian kita masuk ke tahun politik kemudian mengguncangkan sisi ekonomi. Mengembalikannya (pertumbuhan ekonomi) itu sangat sulit sekali dalam posisi dunia yang tidak pasti, yang sulit diprediksi, yang sulit dikalkulasi seperti yang kita lihat saat ini,” kata Presiden.
Presiden menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ketiga tahun 2022 kemarin berada pada angka 5,72 persen. Menurut Presiden Jokowi, angka ini masih sangat tinggi.
“Di kuartal ketiga 2022 kemarin masih di angka 5,72 (persen), kuartal keempatnya baru dalam penghitungan. Nanti akhir bulan akan disampaikan berapa (angkanya),” ujarnya.