Neraca Perdagangan RI Surplus 32 Bulan Berturut-turut, Desember 2022 di Posisi US$3,89 Miliar
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
VIVA Bisnis – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2022 tercatat mengalami surplus sebesar US$3,89 miliar. Kinerja surplus perdagangan ini sudah berlangsung sejak Mei 2020 atau 32 bulan berturut-turut.
"Neraca perdagangan Indonesia sampai Desember 2022 mencatat surplus selama 32 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin, 16 Januari 2023.
Dia menjelaskan, surplus neraca perdagangan ini adalah karena nilai ekspor yang mencapai US$23,83 miliar, sedangkan nilai impor US$19,94 miliar. Meskipun, nilai ekspor pada Desember 2022 yang mencapai US$23,83 miliar itu turun 1,10 persen, jika dibandingkan dengan ekspor pada November 2022.
Penurunan ekspor untuk non-migas tercatat sebesar 2,73 persen pada Desember 2022, jika dibandingkan dengan November 2022. Beberapa komoditas penyebab penurunan ekspor non-migas itu diantaranya karena menurunnya ekspor bahan bakar mineral (HS27) yang turun 9,44 persen.
"Kemudian diikuti dengan lemak dan minyak hewan atau nabati (HS15) yang turun 9,47 persen," ujarnya.
Selain itu, penurunan ekspor yang sama juga dialami oleh barang dari besi dan baja (HS73) yang turun hingga 50,74 persen, serta juga logam mulia dan perhiasan Permata (HS71) yang anjlok hingga 11,61 persen. "Ekspor non-migas kita secara month-to-month turun 2,73 persen," kata Margo.
Secara year-on-year, neraca perdagangan untuk komoditas non-migas tercatat surplus sebesar US$5,61 miliar, dengan komoditas penyumbang terbesarnya yaitu bahan bakar mineral (HS27), lemak dan minyak hewan nabati (HS15), serta besi dan baja (HS72). Namun, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit sebesar US$1,73 miliar, yang di sumbang oleh minyak mentah dan hasil minyak.
Neraca perdagangan barang Indonesia secara kumulatif sejak Januari-Desember 2022, tumbuh secara impresif dengan mencatat surplus sebesar US$54,46 miliar, atau tumbuh 53,76 persen secara year-on-year.
"Jika dilihat nilai ekspornya mencapai US$291,98 miliar, dan ekspornya meningkat 26,07 persen. Impor kita tercatat US$237,52 miliar atau meningkat 21,07 persen. Surplusnya neraca perdagangan barang masih ditopang oleh surplus neraca komoditas non-migas," ujarnya.